WNI Korban Penembakan di Selandia Baru Sudah Bisa Tertawa

Keluarga Zulfirmansyah, korban penembakan di Masjid Kota Christchurch
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Kondisi kesehatan Zulfirmansyah, warga negara Indonesia asal Kota Padang, Sumatera Barat yang menjadi korban penembakan brutal di Masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, terus membaik. Bahkan korban sudah mampu tertawa dan melemparkan senyuman di saat melakukan komunikasi via video call dengan keluarganya yang ada di Padang.

7 Destinasi Lokasi Syuting Film dengan Budget Besar yang Wajib Dikunjungi di Dunia

Hendra Yaspita, kakak kandung korban menginformasikan, kalau kondisi kesehatan Zulfirmansyah sudah sangat baik. Bahkan, kerap tertawa dan menebar senyuman di saat melakukan komunikasi via video call dengan kakaknya yang bernama Alhamdani.

Overeos Oemar Syah (2 tahun) putra Zulfirmansyah yang turut menjadi korban dari aksi penyerangan bersenjata itu, juga memperlihatkan kondisi kesehatan yang kian membaik. Psikologis Zul dipastikan akan bertambah pulih, seiring mendapat kabar tentang empat kakak kandungnya datang ke Selandia Baru, khusus untuk menjenguk dan mengantarkan tiga jenis kuliner favorit yakni rendang, sala lauk dan gulai pangek yang selama ini dirindukan korban.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

"Komunikasi dengan kakak-kakaknya selalu tertawa. Kondisi Alhamdulillah semakin baik, begitu juga anaknya. Sudah bisa komunikasi dan suaranya masih yang suara yang saya kenal dulu. Bicaranya happy ya, mudah-mudahan tidak ada trauma," kata Hendra Yaspita di Padang, Kamis 21 Maret 2019.

Hendra menjelaskan, informasi keberangkatan dirinya dan tiga orang saudara lain, sudah diketahui oleh korban. Dan insya Allah dengan kedatangan ini, dapat menjadi penghibur bagi Zulfirmansyah yang masih dalam perawatan, dan tahap pemulihan.

Deretan Negara yang Memiliki Work Life Balance Terbaik di Dunia, Adakah Indonesia?

Di Selandia Baru, Hendra menyebutkan jika dirinya dan ketiga saudaranya itu akan mendampingi korban selama sepekan. Namun demikian, belum bisa diputuskan apakah akan membawa korban kembali ke Tanah Air atau tidak.

"Estimasi kami nanti di sana 7 sampai 10 hari. Soal Zul dibawa ke Indonesia, itu tergantung dengan Zul. Nanti, kami komunikasikan dulu. Tapi kami lebih bahagia kalau bisa membawa Zulfirmansyah ke Indonesia," tutur Hendra. 

Sebelumnya, setelah menanti dan melewati proses panjang, akhirnya keinginan keluarga Zulfirmansyah, untuk berangkat dan menjenguk kondisi korban, terwujud.

Sebanyak empat orang perwakilan dari pihak keluarga yakni, kakak kandung korban bernama Yulierma, Alhamdani, Hendra Yaspita, dan Nurhamida, Kamis siang 21 Maret 2019 sekira pukul 12.50 WIB, diterbangkan ke Selandia Baru. Mereka berangkat difasilitasi oleh lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Meski dalam misi menjenguk kondisi korban dan putranya, namun keberangkatan ini juga dijadikan momentum keluarga untuk melepaskan kerinduan yang mendalam. Terutama setelah mendapatkan informasi mengenai insiden yang menimpa korban dan putranya itu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya