- Dokumentasi TNBTS
VIVA – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS sebagai otoritas pengelola wisata di kawasan itu melakukan siaga penuh atas aktivitas vulkanis Gunung Bromo. Pihak TNBTS, kini menyiagakan dua tenda darurat untuk antisipasi erupsi Gunung Bromo.
"Kita dibantu tenda oleh Badan Penanggulangan Daerah jumlahnya dua tenda. Kita dirikan di kawasan Bromo Tengger Semeru, untuk pengamanan siaga," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, Jumat 22 Maret 2019.
Syarif menyebut, pihak Balai Besar TNBTS menyiagakan 25 personel selama Gunung Bromo berada di level II atau waspada. Saben hari Gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan abu vulkanis dan kerikil.
"Kami melakukan siaga, dengan menurunkan personel di sekitar lautan pasir, Padang Savana, dan titik keramaian lainnya. Personel terdiri dari TNBTS, TNI/Polri, dan BPBD," ujar Syarif.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah melakukan pengamatan mengenai kondisi Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Jumat 22 Maret 2019.
"Teramati tiga kali letusan dengan tinggi 600-900 meter dan warna asap kelabu dan hitam," ujar Kepala PVMBG, Kasbani dalam keterangannya yang diterima VIVA di Jakarta.
Secara visual, asap kawah bertekanan lemah, sedang, hingga kuat, teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 300-900 meter di atas puncak kawah.
"Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 12-16 °C, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg," tuturnya.
Kasbani menuturkan bahwa tingkat aktivis Gunung Bromo dalam status waspada atau level III.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. (asp)
