- Polda Jatim
VIVA – Sebanyak 26.827 personel aparat gabungan di Jawa Timur disiapkan dalam rangka pengamanan Pemilihan Umum 2019. Bagi Kepala Kepolisian Daerah Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan, semua daerah di wilayah hukumnya rawan, tidak hanya di daerah-daerah tertentu.
Aparat gabungan itu terdiri atas Kepolisian RI, Tentara Nasional Indonesia, hingga Perlindungan Masyarakat. Pasukan pengamanan Pemilu 2019 sudah disiapkan, ditandai dengan Apel Pasukan Operasi Mantap Brata Semeru di Lapangan Markas Komando Daerah Militer V/Brawijaya di Surabaya pada Jumat, 22 Maret 2019.
Selain kapolda Jatim, hadir pula dalam apel tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI R. Wisnoe Setya Budi. Beberapa hari sebelumnya, digelar pula latihan Sispamkota di Markas Kodam, juga dalam rangka pengamanan Pemilu 2019.
"Saya berharap kepada TNI-Polri dan instansi yang terlibat dalam pengamanan pemilu tahun 2019 agar terus meningkatkan sinergitas dan dapat bekerja dengan maksimal sehingga dalam pelaksanaan nanti dapat berjalan dengan aman dan lancar," kata Luki.
Sebelumnya saat latihan Sispamkota dia mengatakan bahwa tidak ada daerah tertentu yang dinilai paling rawan. Polda menganggap semua daerah rawan saat Pemilu 2019 karena itu kewaspadaan ditingkatkan di seluruh daerah di Jatim. "Semua rawan," ujar Luki.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera memaparkan, dari 26.827 personel gabungan yang disiapkan, 24.327 anggota berasal dari Kepolisian Resor se Jatim dan 2.500 dari Polda. Dari TNI sebanyak 13.513 personel.
Dari Perlindungan Masyarakat, kata Barung, sebanyak 158.080 personel. "Yang paling banyak ditempatkan di tempat pemungutan suara," kata Barung.