Peringati Hari Lahir NU, Hendi dan Ketua PBNU Imbau Jaga Keguyuban

Peringatan Hari Lahir NU ke-96
Sumber :

"Alhamdulillah kondusivitas terus terjaga baik, meskipun kemarin ada yang coba utak-atik, tapi semua sedulur-sedulur (saudara-saudara) tidak bergeming sama sekali dan siap menjaga keguyuban," seru Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di depan Ketua PBNU K.H. Said Aqil Siradj.

Upayakan Kesejahteraan Petani, Pemkot Semarang Launching Badan Usaha Milik Petani

"Siapa yang tawadhu bersama Pak Kiai?" tanya Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut disambut gemuruh sekitar 50 ribu muslimin dan muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang hadir.

K.H. Said Aqil Siradj sendiri hadir bersama Hendi untuk memperingati Hari Lahir NU ke-96 menurut penanggalan Hijriyah di Kota Semarang, Minggu (24/3). Bertempat di Jalan Pemuda Kota Semarang, kegiatan peringatan Harlah NU ke-96 Hijriyah tersebut diisi dengan kegiatan Jalan Sehat, setelah sebelumnya para peserta mengikuti sholat subuh berjamaah di Masjid Al-Kusuf kompleks Balaikota Semarang.

Hari Pertama Kerja, Hendi Temui Menko Luhut Bahas RUU Pengadaan

Hendi mengatakan bahwa NU sudah turut berjuang sejak Indonesia belum merdeka hingga sekarang ketika ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengganti dasar negara Pancasila di Indonesia.

“Pada waktu memerdekakan Indonesia, sejarah mencatat ada K.H. Hasyim Asy’ari. Kemudian ketika ada yang berusaha menggoyang-goyang negara ini dengan niat mengganti dasar negara, NU berdiri paling depan dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan NKRI,” puji Wali Kota Semarang tersebut.

Jalankan Perintah Jokowi, Hendi Buka Layanan Terpadu P3DN di Semarang

Senada dengan Hendi, K.H. Said Aqil Siradj mengatakan NU dengan tegas menginginkan NKRI yang berdasar Pancasila, tidak memandang perbedaan agama sebagai sumber perpecahan. Ia mencontohkan keputusan-keputusan yang diambil saat Musyawarah NU yang mencerminkan hal tersebut.

“Ketika Gus Dur terpilih menjadi ketua NU Situbondo, antara lain keputusannya adalah menghentikan permusuhan antara Islam dan non-Islam. Kemudian, NU menerima asas tunggal Pancasila, tidak ada mimpi-mimpi yang lain, tidak boleh mengganti dasar Pancasila, tidak boleh diperdebatkan, yang boleh didalami,” tegasnya.

Terakhir, K.H. Said Aqil Siradj berpesan kepada warga NU Kota Semarang untuk mencintai Kota Semarang dan menjaga agar tidak ada lagi aksi kendaraan yang dibakar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya