Bandar Narkoba Tewas Ditembak Polisi

Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel perlihatkan barang bukti narkoba.
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA –  Muhammad Aziz, bandar narkoba asal Desa Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan,  tewas ditangan polisi. Pria berusia 29 tahun itu tewas karena mencoba melawan petugas, dengan meladeni polisi baku tembak.

Dikejar Polisi, Tersangka Narkoba Tabrak Warga di Kelapa Gading

Kronologi tertembaknya Aziz bermula saat Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Selatan Unit II Subdit 1 melakukan penggerebekan di Jalan Talang Kelapa, Perumahan Spring Hill, Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu 6 April 2019.

Ketika itu, anggota polisi yang bertugas menyamar sebagai pembeli sabu dengan tersangka Aziz. Setelah barang bukti diterima, lalu anggota polisi membongkar identitasnya dan memperingatkan agar tersangka segera menyerah.

Kejar-Kejaran dengan Pengedar di Pamulang, Polisi Sita 4 Kg Sabu

Setelah mengetahui yang menerima sabu merupakan polisi, tersangka langsung mencabut senjata api jenis air soft gun yang terselip di pinggang bagian depan. Tersangka langsung mengarahkan tembakan kepada anggota yang menyamar, namun tidak mengenai sasaran.

"Saat mau undercover buy, tersangka menyadari kalau pembeli merupakan anggota polisi. Sehingga tersangka mengeluarkan senjata api miliknya untuk menembak, namun didahului oleh anggota kita dengan menembak di bagian dada kiri tersangka," kata Kepala Polda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.

Polisi Ciduk Pengedar 2 Kg Ganja Untuk Pesta Tahun Baru

Usai tertembak, tersangka pun langsung jatuh dan meninggal di tempat kejadian perkara. Jenazah tersangka saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Sementara dari penggerebekan tersebut, polisi turut mengamankan barang bukti sabu seberat tiga kilogram dan satu pucuk senpira warna silver jenis revolver berisi empat butir amunisi.

Kemudian satu unit Mobil Toyota Kijang Innova dengan nomor polisi BG 1596 OS, satu unit SIM B1 dan satu unit handphone Nokia senter warna abu-abu.

Menurut Zulkarnain, tersangka sudah lama masuk target operasi Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Selatan. Anggotanya menggunakan sistem pengawas dan anti pemesanan atau control delivery. 

Sedangkan asal narkoba yang diamankan dari tersangka ini berasal dari Pantai Timur Sumatera, tempatnya di Provinsi Riau. Hal ini didapatkan dari hasil percakapan komunikasi yang ditemukan di handphone milik tersangka.

"Untuk jaringan tersangka ini adalah jaringan Palembang, Sulawesi dan Riau," ujar Zulkarnain.

Untuk kaitan tersangka dengan jaringan Kendari yang pernah ditangkap beberapa waktu lalu, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Selatan belum bisa memastikan.

Sebab, salah satu tersangka lainnya yang bertugas mengawasi penjualan narkoba tersangka, belum tertangkap. 

"Kalau tersangka tidak menembak anggota mungkin tersangka tidak ditembak mati. Dan bisa dikembangkan kasusnya. karena dia melawan jadi tersangka terpaksa ditembak karena membahayakan anggota," tegas Zulkarnain.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya