Perjuangan Siswa Jalani UNBK: Jarak Jauh, Mati Listrik hingga Menginap

Para siswa peserta UNBK di SMP Negeri 3 Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Ujian Nasional Berbasis Kompunter (UNBK) tingkat SMP digelar serentak se-Indonesia. Namun tak semua dari mereka melewati dengan mudah ujian itu. Para peserta UNBK di SMP Negeri 3 Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, misalnya, yang mesti melampaui banyak rintangan untuk ujian itu.

100 SMP Terbaik di Indonesia, Dinilai dari Hasil (UNBK)

Para siswa harus menempuh jarak berkilo-kilometer dari sekolah mereka menuju sekolah induk tempat UNBK digelar. Jalan yang ditempuh pun sangat buruk: berbatu dan terjal, dengan kecuraman yang berbahaya. Jika cuaca buruk, mereka terpaksa harus menginap di rumah penduduk di sekitar sekolah.

Karena keterbatasan komputer, sebanyak 86 siswa dibagi dalam tiga sesi waktu. Seorang siswa, Ujang Muhamad Saepullah, menuturkan bahwa saat ujian, para siswa yang belajar di kelas jauh akan ujian di sekolah induk di Kampung Cikuray Cantang Malang Dua, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur.

Kemendikbud: Ujian Nasional SMK Berjalan Lancar

"Kalau kami sekolahnya di kelas jauh di Kampung Jawa, satu jam dari sini, jalannya hancur," katanya kepada VIVA, Senin, 22 April 2019.

Ujang bersama temannya, Sahrul Hidayat, harus siap tidak pulang ke rumah jika cuaca buruk, misal, hujan besar melanda wilayah ini. Mereka akan menginap di beberapa rumah warga di sekitar sekolah.

Cegah Corona, Pelaksanaan UNBK di Tangerang Resmi Ditunda

Para siswa peserta UNBK di SMP Negeri 3 Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut Kepala SMP 3 Sukamakmur, Ahmad Suja’i, para siswa di sekolah itu berasal dari lokasi yang jauh. Namun ia memastikan siswa tidak ada yang menginap dan bisa langsung pulang ke rumah. Saat UNBK tahun 2017, katanya, memang ada peserta yang mesti menginap di rumah warga, tetapi sekarang tidak.

Cuaca juga menjadi kendala siswa kelas jauh. Sebab di jalan yang dilalui masih berbatu dan mengancam keselamatan siswa. "Kalau cuaca daerah pengunungan, kadang kita tidak tahu: mungkin mendadak hujan dan angin, khawatir UNBK gangguan internet, mati listrik, sehingga terganggu.”

Sebelum melaksanakan ujian, para siswa diberikan pengarahan oleh guru pengawas. Namun saat sedang ujian berlangsung tiba-tiba listrik padam menyebabkan konsentrasi siswa buyar. Sementara guru dan teknisi komputer berusaha menenangkan dan memperbaiki dengan menggunakan genset. Guru lain buru-buru mencari bahan bakar diesel untuk mengisi genset yang kosong.

"Saat ini mati listrik tidak seperti tahun lalu. Kami sudah siapkan genset untuk antisipasi. Tadi sempat terkendala di sesi satu, sesi dua, dan tiga bisa berjalan lagi. Harapan kami ke PLN, kami sudah hubungi PLN mudah bisa berjalan lagi," katanya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya