Tiga Petugas KPPS di NTB Meninggal

Suasana pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019, 17 April 2019
Sumber :
  • VIVA/Beno Junianto

VIVA - Tiga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Nusa Tenggara Barat dilaporkan meninggal karena kelelahan bertugas. Ini menambah jumlah korban jiwa, setelah sebelumnya Anggota Polres Lombok Tengah, Bripka Ikhwanul Muslimin meninggal akibat kelelahan menjaga TPS.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Tiga yang meninggal adalah Ketua PPS 6 Desa Jotang, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Sanapiah, KPPS TPS 11 Desa Saneo, Kabupaten Dompu, Sumarni dan KPPS TPS 4 Desa Malaka Kabupaten Lombok Utara, Jupri.

"Kami mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas petugas yang meninggal dalam menjalankan tugas," ujar Ketua KPU NTB, Suhardi Soud, Selasa, 23 April 2019.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Selain tiga korban meninggal, sebanyak 25 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan KPPS yang tersebar di NTB jatuh sakit akibat kelelahan dalam bertugas.

Sebelumnya, KPU mencatat sebanyak 91 petugas KPPS meninggal dunia. Sedangkan yang sakit 374, total 465 yang mengalami musibah ketika bertugas.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk memberikan uang santunan sebesar Rp30 hingga Rp36 juta bagi keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia. Sedangkan, untuk petugas yang mengalami luka akan diberikan santunan maksimal Rp16 juta. (mus)

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Pelaksanaan Pemilu 2024, yang rekapitulasi suara tuntas dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum, KPU pada Rabu malam, 20 Maret 2024, dinilai sangat kondusif. Dibanding 2019.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2024