Menag: Petugas Haji Niatnya Jangan Berhaji

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin membuka pembekalan petugas haji
Sumber :
  • Viva/Dedy Priatmojo

VIVA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka acara 'Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi 2019/1440 Hijriah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 23 April 2019.

Resmi Tutup Bimtek PPIH, Menag Yaqut Tegaskan Komitmen Petugas Haji Layani Lansia dan Disabilitas

Dalam kesempatan itu, Menag menyampaikan lima hal agar selalu diperhatikan bagi seluruh petugas haji 2019.

Pertama, Menag Lukman mengajak kepada seluruh petugas haji untuk mengucapkan syukur.

Indeks Kepuasan Jemaah Kian Positif, Performa Petugas Haji Makin Diuji

"Mensyukuri atas amanah dan kepercayaan, yang hemat saya bukan semata dari negara, kemuliaan dari negara tapi juga kehormatan dan kemuliaan dari Allah, karena kita jadi petugas haji atas takdir-Nya, tidak lepas dari kehendak-Nya," kata Menag Lukman Hakim.

Menag meneguhkan bahwa para petugas haji pada hakekatnya adalah orang-orang terpilih, yang tidak hanya dipilih negars juga Allah Swt.

Jaga Kesehatan Jemaah, Pemerintah Luncurkan Senam Haji Indonesia

"Maka, saya mengajak mensyukuri menjaga amanah ini semaksimal mungkin mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai petugas haji," ujarnya.

Kedua, Menag meminta kepada petugas haji untuk memasang niat sebagai petugas haji, jangan berubah apalagi menyimpang.

"Sejak awal niat harus dipasang dengan baik, niat kita ada bertugas bukan berhaji," tegasnya.

Ketiga, para petugas haji diminta mengetahui fungsi dan tugas petugas haji. Menurut Menag, UU Haji menerangkan bahwa fungsi dan tugas petugas haji adalah membina, melayani dan melindungi jemaah haji.

"Pertama, melindungi jemaah haji secara fisik dan non fisik. Kedua, melayani seluruh jemaah haji kita, karena mereka adalah tamu Allah. Ketiga, membina tamu-tamu Allah di Tanah Suci," paparnya.

Menag menekankan keistimewaan petugas haji adalah bisa melayani, membina dan melindungi jemaah haji. Bagi Menag, tugas melayani jauh lebih mulia daripada dilayani.

"Ajaran agama kita itu tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah. Memberi lebih mulia dari menerima. Melayani, membina, melindungi itu aktivitas memberi kepada orang," ungkapnya.

Keempat, setiap petugas haji memiliki kesadaran penuh baik saat di Tanah Suci atau masih di Tanah Air, dengan atribut haji, maka Menag meminta semua petugas haji bersatu.

"Ketika pakai atribut haji, darimana asal kita, kita satu tujuan, satu merah putih,  Indonesia. Jangan terlalu mementingkan predikat kita darimana berasal, ketika sudah menjadi petugas haji apalagi ketika sudah di Tanah Suci, kita menanggalkan ego sektoral, kita satu sebagai petugas haji Indonesia," paparnya.

Kelima, Menag menyebutkan tantangan petugas haji tahun 2019 tidak ringan. Apalagi dengan penambahan 10 ribu kuota, sehingga total jemaah haji Indonesia tahun 2018 sebesar 231 ribu jemaah haji.

"Ini sejarah sebuah negara, memberangkatan sebesar 231 ribu, terbesar dalam sejarah umat manusia. Ini harus dimaknai positif," kata Menag.

Menag mengingatkan implikasi penambahan 10 ribu jemaah ini tidak sederhana. Karena penambahan ini akan berdampak pada bertambahnya antrean jemaah.

Disamping itu, Menag memaparkan indeks kepuasan jemaah haji setiap tahunnya terus meningkat. Tahun 2014 skor 81,82 persen. Tahun 2015 skor 82, 57 persen. Tahun 2016 skor 83.13 persen. Tahun 2017 skor 84,85 persen, dan skor di tahun 2018 mencapai 85.23 persen.

"Ini tantangan, karena tidak mudah merawat, menjaga prestasi ini, diantara jemaah haji kita semakin bertambah. Semestinya kita bisa menjaga dan merawat prestasi ini, syukur-syukur bisa ditingkatkan," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya