Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok di Depok Mulai Meroket

Pasar Cisalak, Depok, Rabu, 24 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/ Zahrul Darmawan.

VIVA - Sejumlah harga kebutuhan pangan di sejumlah pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat, mulai merangkak naik jelang Ramadan. Kondisi ini tak hanya dikeluhkan para konsumen, namun juga mulai berdampak pada pedagang.

Selama Ramadan 2019, Penjualan Realme 3 Pro dan C2 Melonjak 151 Persen

Salah satu pedagang yang ditemui di Pasar Cisalak, Mansyur, bahkan mengaku kenaikan harga merata untuk sejumlah kebutuhan pangan, khususnya sayur dan daging. Jika harga cabai keriting biasanya Rp16 ribu per kilo gram, kini merangkak naik menjadi Rp20 ribu per kilo gram.

Kemudian, bawang merah dari harga Rp28.000 per kilo gram, saat ini naik ke menjadi Rp35 ribu per kilo gram. Dan, harga bawang putih yang tadinya Rp45 ribu per kilo gram, sekarang naik menjadi Rp55 ribu per kilo gram.

Menteri Basuki Harap Idul Fitri Rakyat Bersatu, Tak Ada Kubu-kubuan

Sedangkan harga timun yang sebelumnya Rp7.000 per kilo gram, saat ini naik jadi Rp12 ribu per kilo gram. Harga kentang naik dari harga Rp12 ribu per kilo gram menjadi Rp14 ribu per kilo gram. Mansur mengatakan, kenaikan harga terjadi sejak seminggu sebelum Pemilu 2019. Akibat kondisi itu, banyak konsumen yang memilih mengurangi jumlah pembelian.

"Yang biasanya pelanggan beli sekilo, sekarang mah beli cuma setengah kilo. Nah, yang biasa beli setengah, berkurang lagi jadi seperempat," katanya pada wartawan, Rabu 24 April 2019.

Anies Baswedan dan Keluarga Salat Idul Fitri di Balai Kota DKI Jakarta

Tak jauh berbeda dengan keluhan Mansyur, Siti (40 tahun), pedagang ayam juga merasakan hal yang sama. Siti mengaku harga ayam pun sudah mulai melonjak naik. Jika biasanya ia menjual ayam Rp20 ribu per kilo gram, kini naik menjadi Rp28 ribu per kilo gram. Agar tak kehilangan pelanggan, dia pun terpaksa putar otak dengan mengurangi untung penjualan.

"Ya, kalau harganya naik begini, biasanya untung saya yang kurang. Biasa untung Rp20 ribu, jadi Rp10 ribu gitu lah. Hitung-hitung, supaya pelanggan masih mau beli di saya," katanya.

Meski demikian, naiknya harga-harga bahan pangan tidak menuai protes dari para konsumen. Mereka menganggap hal ini wajar.

"Alhamdulillah sih masih ramai yang beli, mereka juga enggak protest, karena wajar kalau mau puasa. Soalnya, kalau mereka mau beli, di mana juga sama harganya naik."

Siti pun menjamin, dengan harga bahan pokok yang tinggi saat ini tidak akan mengurangi stok dan ketersediaan bahan-bahan pangan hingga menjelang lebaran.

Sementara itu, Mutia, salah satu konsumen mengatakan, harusnya pemerintah dapat menstabilkan harga-harga bahan pangan ini.

"Ya ,kalau bisa distabilin sajalah harganya disamain sama susahnya sekarang cari kerja. Orang-orang yang tidak bekerja, kasihan belanja pada mahal begini," katanya.

Ia mengaku dengan naiknya harga-harga bahan pangan ini, membuatnya terpaksa lebih sering membeli makanan matang dibanding beli bahan mentah di pasar. "Ya jelas aja lah kalau lagi hari biasa mah saya makannya warteg, kalau tidak, makanan Padang harga cuma Rp10 ribu sekali makan dapat ayam enggak capek-capek masaknya." (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya