Kerap Jadi Korban Hoax, Pertamina Turunkan Tim Pemantau Sosmed

Acara Millennials Tangkis Hoax Bersama Pertamina di Politeknik Negeri Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ridho Permana

VIVA – Media Komunikasi PT Pertamina Persero, Alih Istik Wahyuni mengatakan, hoaks merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi. 

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Dia mengakui, saat ini memang tidak bisa membendung atau membatasi perkembangan teknologi informasi tersebut. "Perkembangan teknologi informasi  berdampak pada perkembangan sosial media. Sementara itu, hoaks ini merupakan salah satu dampak dari perkembangan tersebut," kata Alih di acara Millennials Tangkis Hoax Bersama Pertamina di Politeknik Negeri Jakarta Kampus UI, Kamis, 25 April 2019.

Alih mengingatkan, masyarakat bisa menjaga diri dengan menyaring hoaks. Masyarakat juga diminta tidak langsung percaya atas informasi yang beredar.

Pakar Sebut Fakta Mengejutkan soal BBM Pertalite

"Memang kita sudah tidak lagi bisa menghindari atau membatasi 100 persen perkembangan teknologi. Tetapi kita bisa untuk diri kita sendiri dan orang sekeliling. Menjaga diri dengan menyaring hoaks, agar tidak langsung percaya juga menginformasikan kepada keluarga atau kerabat dekat terkait hal tersebut," ujarnya.

Alih mengakui, Pertamina  merupakan perusahaan yang sering terpapar isu hoaks. Beberapa di antaranya adalah kasus hoaks tabung gas LPJ, takaran BBM dan rekrutmen.

Ada yang Berubah dari Pertalite di Papan Harga SPBU

"Untuk Pertamina sendiri, kita memang sebagai perusahaan yang besar dan diketahui sering kali terpapar isu hoaks. Contohnya kasus rekrutmen, kasus tabung gas LPJ, takaran BBM, seperti itu banyak sekali beritanya," ujarnya.

Ia berharap, jika banyak berita hoaks beredar terkait Pertamina maka hendaknya segera melaporkan ke Pertamina. Sejauh ini juga telah ada tim pemantau soal isu yang berkembang di sosmed. "Isu itu langsung kita klarifikasi secara internal, setelah diketahui itu hoaks akan kita viralkan kembali, supaya orang-orang langsung tahu berita itu tidak benar," ujarnya.

Dia menambahkan, "Mari cek dahulu sebelum menyebarkan informasi, apakah benar atau salah. Kalau salah setop di kita saja." (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya