Sindir Janji Kapolri, Novel: Kalau cuma Investigasi Sekadarnya Percuma
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menagih komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam mengusut kasus teror air keras yang menderanya. Novel menyebut percuma Tito bentuk tim gabungan.
Menurutnya, percuma bila hanya melakukan investigasi, tetapi tidak mengungkap pelaku ataupun dalang penyerangan.
"Kalau cuma lakukan investigasi yang sifatnya sekadarnya saja, saya kira percuma. Kami ingin komitmen yang jelas. Kalaupun ada tim gabungan, ya harus tim gabungan yang mandatnya kuat. Kalau tim gabungan dari Pak Kapolri saya tidak yakin itu mandatnya kuat," kata Novel di kantor KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2019.
Novel mengaku sempat bertemu dengan tim gabungan bentukan Kapolri beberapa waktu lalu. Novel menyebut tim gabungan sempat mempertanyakan apakah dirinya akan memberi keterangan seputar teror yang dialaminya pada 11 April 2017 dini hari dan teror-teror lainnya yang diterima petugas KPK.
"Kalau komitmen tim gabungan ini mau mengungkap serangan kepada KPK dan yang lainnya, maka saya pikir itu serius. Dan, tentunya saya akan memberi keterangan kepada orang atau tim yang serius untuk mengungkap," kata Novel.
Diketahui, tim gabungan yang digagas Kapolri ini dibentuk sejak 8 Januari 2019. Tim tersebut berjumlah 65 anggota yang terdiri dari berbagai unsur. Dari Polri sampai para ahli dan pegiat HAM.
Tim gabungan itu sempat bertemu dengan pimpinan KPK pada Rabu 24 April 2019. Tim gabungan berjanji memberi hasil temuan-temuannya pada bulan Mei 2019. Kendati demikian, Novel pesimis dan tak berharap lebih dari janji manis tersebut.
"Saya belum mendapatkan apakah tim ini sudah bekerja bagus atau tidak. Tapi kok rasanya saya enggak mendapat informasi apa-apa. Yang kedua, sejak awal pembentukan tim ini juga bagi saya kurang meyakinkan, jadi saya tidak ingin menanggapi sesuatu yang belum ada," ujarnya.
Senada dengan Novel, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo tak yakin tim gabungan tersebut mampu mengungkap kasus Novel. Malah, Yudi menyarankan kepada para ahli yang tergabung dalam tim gabungan itu untuk mundur saja.
"Jika ternyata kasus itu sangat berat untuk diungkap, maka kami sarankan agar beliau-beliau mundur saja, sehingga harapan kami tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang sudah kami suarakan dari awal kasusnya Bang Novel itu dibentuk oleh Presiden," kata Yudi. (ase)