Pembentukan SDM Berkarakter Masih Jadi PR Pendidikan Nasional

Kepala Kantor BCA Wilayah I Lanny Budiati (kiri) bersama Kepala pendukung Operasi Wilayah I Hendri Darmin (kedua kiri) bermain dan belajar dengan puluhan siswa tentang wayang golek saat pagelaran serta workshop
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Sejumlah persoalan pendidikan masih jadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Persoalan mulai kekerasan siswa sampai rendahnya kualitas tenaga pengajar jadi problem yang belum mendukung pengembangan pendidikan karakter.

Merdeka Belajar dan Keterbaikan Masa Depan Bangsa

Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengingatkan momen Hari Pendidikan Nasional jangan hanya sekedar seremoni setiap 2 Mei. Namun, harus ada catatan untuk keseriusan program pengembangan pendidikan karakter.

"Indikator keberhasilan yang pertama, berkarakter, merupakan tujuan utama dari proses pendidikan. Karakter ini digambarkan secara baik dalam UUD 1945 dan UU Sisdiknas yaitu terbentuknya SDM Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia," kata Jazuli kepada VIVA, Jumat, 3 Mei 2019.

Puslitbang LKKMO Ungkap Alur Penilaian Buku Pendidikan Agama

Jazuli menekankan sebagai negara Pancasila, generasi bangsa harus diperkuat dengan ajaran nilai agama. Maka, sekolah berbasis agama seperti pesantren dan madrasah mesti diperkuat. Selain itu, penyelenggara sekolah berbasis agama bisa dilibatkan pemerintah untuk berdialog tentang kebijakan pendidikan.

Kemudian, ia menyinggung era saat ini juga memiliki persaingan tinggi karena kemajuan informasi teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi ini harus direspons secara positif. Jangan justru berimbas terhadap lunturnya nilai pembentukan karakter.

Pentingnya Memberikan Pendidikan Moral dan Karakter Anak Sejak Dini

Bagi Jazuli, membangun kepribadian siswa yang berwawasan harus ditunjang jiwa berkarakter serta perpaduan penguasaan iptek. Hal ini akan menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan nasional kelak.

"Yang tidak menguasai iptek pasti ketinggalan. Oleh karena itu, SDM bangsa ini harus terus didorong untuk berkarakter dan melek iptek. Pendidikan karakter tidak boleh diabaikan," ujar Anggota Komisi I DPR tersebut.

Namun, ia juga menyinggung peran pemerintah dan insan pendidik agar aktif memainkan peran kontrol sosial. Keberhasilan pendidikan mesti melewati proses yang saling melengkapi.

"Karena kita tidak ingin generasi bangsa ini hanya pintar dan cerdas secara intelektual saja, tapi juga matang secara emosional dan spiritual dengan iman, takwa, dan akhlak mulia," tutur Jazuli. (lis)
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya