Logo timesindonesia

Begini Kisah Penjaga Museum Mandilaras Pamekasan

Salah satu petugas (pakai baju hitam) saat bercerita pengalaman mistis pada salah satu pengunjung Museum Mandilaras Pamekasan, Madura. (FOTO: Akhmad syafii/TIMES Indonesia)
Salah satu petugas (pakai baju hitam) saat bercerita pengalaman mistis pada salah satu pengunjung Museum Mandilaras Pamekasan, Madura. (FOTO: Akhmad syafii/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Museum Mandilaras terletak di jantung kota kawasan Monumen Arek Lancor, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Dalam museum itu, banyak menyimpan kisah mistis yang dipercaya banyak pihak.

Misalnya, salah satu keris yang berada di dalam museum tersebut, pernah bergerak bahkan juga ada penampakan sosok kiai berjubah putih, jika sudha datang malam Jumat.

Dari cerita Syafudin, selaku julu pelihara (Jupel) Museum Mandilaras, Senin (6/5/2019), biasanya hal-hal mistis tersebut terjadi pada malam Jumat. "Akan ada hal aneh, jika tidak dibakar kemenyan. Makanya setiap malam Jumat terutama malam Jumat legi, saya selalu bakar kemenyan, biar tidak ada hal-hal yang aneh muncul," kata Syafudin.

Museum yang berada di Jalan Cokroaminoto, Pamekasan itu, terdapat sekitar 444 benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah tinggi. Antara lain ragam jenis senjata, berupa keris dan sejenisnya, peralatan dan perkakas rumah tangga, numismatika, fosil, filologika, alat tranportasi maupun diorama.

Saat masuk ke museum tersebut, mulai tercium rasa mistisnya terasa setelah melihat dokar yang dibuat di Desa Mapper Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Dokar tersebut adalah milik dari KH Fauzi asal Batuampar. Sementara dokar satunya dalah milik Kadarisman Sastrodiwiryo, M.si.

Dari cerita Syafudin, tak jarang di atas dokar di Museum Mandilaras tersebut, terlihat sosok kiai berjubah putih saat malam Jumat. wajah sosok itu mirip dengan pemilik dokar, yakni KH Fauzi Batuampar. Ada penampakan sosok dan keanehan lainnya, jika ia lupa membakar kemenyan di dalam museum setiap malam Jumat. "Jika tidak lupa bakar kemenyan, tidak ada hal yang aneh-aneh," akunya. (*)