Melawan Disrupsi, Inilah Potret Bisnis Pos Indonesia

Peluncuran Pos Giro Mobile dari Pos Indonesia.
Sumber :

VIVA – Ekonomi digital akan terus semakin berkembang ke depan seiring perkembangan teknologi. Era teknologi digital menghadirkan disrupsi pada seluruh sektor bisnis. Dampak disrupsi di seluruh sektor bisnis inipun ikut dirasakan PT Pos Indonesia (Persero).

Pos Indonesia Dukung Program Seleksi Timnas Indonesia U-17 dan U-20

Sejak awal kehadiran era digital, BUMN orange ini terus berbenah menghadapi disrupsi yang semakin hari semakin pesat berkembang. Perlahan tapi pasti Pos Indonesia kini mulai menata arah kebijakan bisnisnya dengan merelevankan seluruh produk-produk strategisnya dengan layanan digital.

Salah satu inovasi yang dikembangkan Pos Indonesia, yaitu POSGIRO MOBILE yang merupakan jawaban atas potret bisnis perseroan. Tidak berhenti disitu, POSGIRO MOBILE diproyeksikan akan terus berkembang dan terintegrasi dengan seluruh layanan produk strategis Pos Indonesia lainnya.

Pos Ind Salurkan Bansos Sembako dan PKH Triwulan I di Magelang, 4 hari sudah mencapai 97 Persen

Menciptakan perubahan relevan yang sesuai kebutuhan bisnis

Pos Indonesia tidak serta merta bertransformasi langsung melakukan bisnisnya dengan cara digital. Langkah transformasi ini tentu membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Salah satu bentuk transformasi yang dilakukan di Pos Indonesia, salah satunya yaitu perubahan pada kurir dan logistik.

Penyaluran Bansos PKH dan Sembako Lebih Tepat Sasaran dengan Metode Door to Door dari Pos Indonesia

Jika di masa lalu pak pos melakukan sortir surat menggunakan alat yang konvensional (rak sortir), maka hal tersebut sudah ditinggalkan karena Pos Indonesia harus merelevankan dengan kebutuhan saat ini. Karena yang disortir saat ini bukan lagi surat melainkan paket.

Dalam hal ini yang sudah dilakukan Pos Indonesia adalah mengkonversi dari alat sortir konvensional menjadi automatic sorting center menggunakan mesin. Salah satu laboratory milik Pos Indonesia sudah menghasilkan result yang cukup baik dimana mesin tersebut bisa menghasilkan kurang lebih sebanyak 3.000 parcel per jam.

Namun, tidak cukup hanya mesin saja untuk merelevansikan dengan kondisi bisnis saat ini, masih banyak hal lain yang harus dilakukan Pos Indonesia untuk mengejar sejumlah ketertinggalan yang telah lebih dulu dibangun oleh kompetitor.

Jika di masa lalu sender merupakan orang yang mengirim surat atau paket yang lebih bersifat kepada kebutuhan pribadi/individu bukan bersifat transaksi jual beli barang, dengan quantity atau jumlah surat/barang yang dikirim relatif sedikit. Namun fenomena yang terjadi saat ini, sender merupakan seller atau e-commerce player yang merupakan orang-orang yang berjualan online. Saat ini orang yang berjualan online ada yang langsung melalui marketplace dan melalui social e-commerce (Instagram, Facebook, WhatsApp, dsb).

Hal tersebut seiring berkembangnya teknologi digital yang memudahkan orang melakukan jual dan beli barang. Hal tersebut tentu yang dianggap sangat relevan, dan memang tidak ada jalan lain Pos Indonesia harus fokus ke sana.

Luncurkan POSGIRO MOBILE?

Saat ini Pos Indonesia memiliki 2 DNA utama dalam bisnisnya, yaitu sektor kurir logistik dan financial services atau jasa keuangan. Dimana saat ini sektor-sektor tersebut mampu berkontribusi masing-masing sebesar 60% untuk sektor kurir logistik dan 35% untuk sektor financial services, kemudian 5% sisanya untuk sektor lainnya.

Kehadiran aplikasi mobile “POSGIRO MOBILE” yang belum lama ini diluncurkan diproyeksikan akan mendorong kinerja pada sektor financial services sekaligus menjadi backbone pertumbuhan yang lebih baik pada sektor kurir yang terintegrasi pada layanan e-commerce.

POSGIRO MOBILE merupakan platform digital berbasis rekening Giropos yang diberikan kepada pemilik rekening Giropos sehingga dapat mengakses layanan Giropos dan layanan keuangan pos lainnya secara mobile.

Menurut Direktur Jaringan dan Teknologi PT Pos Indonesia (Persero), Ihwan Sutardiyanta, POSGIRO MOBILE hadir menjawab tantangan di era digital yang syarat dengan berbagai kemudahan. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan adanya kebutuhan masyarakat khususnya pelanggan Kantor pos dalam mengakses layanan pos dengan mudah, kapan saja dan dimana saja.

“Ini sekaligus menjadi upaya perseroan dalam mendukung strategi nasional dalam meningkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia,” ujarnya Ihwan pada saat peluncuran POSGIRO MOBILE.

Untuk sektor jasa keuangan, diakui Ihwan, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan financial technology (fintech) di era disrupsi saat ini membuat positioning Pos Indonesia terus mengalami tekanan. Sehingga dengan kehadiran POSGIRO MOBILE, Pos Indonesia dapat berkompetisi merebut market pada layanan jasa keuangan.

“Jika pertumbuhan pada sektor jasa keuangan sebelumnya tergerus hingga hanya tumbuh 3 persen saja, namun dengan adanya POSGIRO MOBILE kami optimis dapat tumbuh mencapai 20-25 persen,” ujar Ihwan.

Layanan Giropos, lanjut Ihwan, merupakan salah satu layanan keuangan legacy selain Weselpos yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia (Persero). Layanan Giro pos sudah hadir dan melayani masyarakat sejak puluhan tahun yang lalu. Selain itu, Layanan Giro pos digunakan juga untuk mendukung program-program Pemerintah berupa penyaluran dana keberbagai wilayah di Indonesia.

Layanan Giro Pos ini kemudian didigitalisasi, direvitalisasi dengan menghadirkan teknologi yang setara dengan layanan perbankan. Kami membeli Core Banking System (CBS) untuk backbone Layanan ini, di mana dengan teknologi ini Kami akan mengintegrasikan Layanan Keuangan dan Layanan Poslainnya di Pos dalam 1 platform.

Menurut Ihwan, Hadirnya POSGIRO MOBILE sangat memberikan kemudahan dalam berbagai transaksi. Pelanggan Kantor pos, lanjutnya, diberikan kemudahan dan fasilitas layanan keuangan secara ‘mobile’ yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja seperti: (1) Layanan Bill Payment: Pembayaran berbagai Tagihan: Listrik, PDAM, Cicilan Motor, Mobil, BPJS, Pembelian pulsa, token atau voucher. (kurang lebih 400 biller). (2) Pengiriman Uang melalui layanan Weselpos Instan. (3) Pengelolaan Keuangan melalui Layanan Giropos: menyimpan dana di rekening Giropos. (4) Fasilitas Scan QR Code untuk pembayaran/pembelian via merchant/Micro Payment dengan basis Rekening Giropos.

Dengan adanya Layanan POSGIRO MOBILE diharapkan dapat melengkapi jaringan dan titik layanan (Point of Sales) PT Pos Indonesia (Persero)  yang sudah tersedia sebelumnya sekitar 58.700 titik dalam bentuk Kantorpos, Agenpos, Mobile Postal Service, dan lain-lain di seluruh Indonesia.

“Kami berharap POSGIRO MOBILE  dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dengan memudahkan mereka dalam mengakses layanan keuangan khususnya yang disediakan oleh Pos Indonesia. Dengan POSGIRO MOBILE Pelanggan Kantorpos tidak perlu dating langsung, antri di Loket. Cukup menggunakan handphonenya bisa melakukan apa saja, bayar-bayar, kirim uang hingga mengelola dananya di Rekening Giropos untuk transaksi,” papar Ihwan.

Sebagai salah satu upaya transformasi dan inovasi layanan yang terus dilakukan oleh Pos Indonesia, Layanan POSGIRO MOBILE diharapkan dapat semakin mendorong inklusikeuangan di Indonesia dengan semakin mudahnya masyarakat untuk mengakses serta menikmati layanan keuangan yang disediakan oleh Pos.

Sementara itu, dalam momentum peluncuran GIROPOS MOBILE, Deputi Perlindungan BNP2TKI Anjar Prihanto, yang turut hadir dalam peluncuran tersebut mengatakan jika pihaknya sangat mendukung kehadiran POSGIRO MOBILE yang diluncurkan oleh Pos Indonesia.

Dengan semakin banyaknya platform berbasis digital khususnya yang berhubungan dengan payment, imbuh Anjar, tentu semakin memberi kemudahan sekaligus fasilitas kepada seluruh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. jika selama ini mereka sangat konvensional dalam melakukan pengiriman uang namun dengan adanya POSGIRO MOBILE maka mereka dengan sangat mudah melakukan pengiriman uang kepada keluarganya di Indonesia.

“Kami ingin berterimakasih kepada Pos Indonesia dan kami sangat mendukung penuh atas peluncuran POSGIRO MOBILE,” pungkas Anjar.

Menurut Anjar, potensi remittance atau pengiriman uang dari TKI di luar negeri ke Indonesia adalah termasuk yang terbesar di dunia. Menurut data Bank Dunia pada tahun 2017 transaksi remittance ke Indonesia mencapai US$8,7 miliar atau sekitar Rp120 triliun. “Ini merupakan potensi yang luar biasa. Dari sisi ekonomi juga merupakan direct consumption yang akhirnya akan bisa mendogkrak perekonomian di daerah-daerah,” ungkap Anjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya