Dosen Kreator Video Hoax Huru-hara Ulang Tahun PKI Minta Maaf

Iwan Adi Sucipto memohon maaf atas kata-kata kasarnya terhadap Kepala Polri yang berkaitan dengan pengamanan pemilu 2019.
Sumber :
  • VIVA/Dede Idrus

VIVA – Iwan Adi Sucipto, pria pembuat video provokatif tentang potensi huru-hara saat perayaan hari ulang tahun Partai Komunis Indonesia pada 22 Mei, meminta maaf kepada publik atas pernyataan-pernyataannya. Dia juga memohon maaf atas kata-kata kasarnya terhadap Kepala Polri yang berkaitan dengan pengamanan pemilu 2019.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Dalam sebuah rekaman video pula, Iwan mengaku khilaf telah berkata-kata tak pantas dan cenderung menghasut serta mengadu-domba itu. "... saya mohon maaf kepada kapolri apabila ada kata-kata saya kurang tepat memahami kaiatan apa yang bapak sampaikan tatkala upacara untuk pengamanan pemilu."

"Saya tidak ada niat mengadu-domba. Mohon dimaafkan atas kekeliruan dan kesalahan saya. Mudah-mudahan kita tetap bersatu bahwa TNI-Polri adalah mencintai rakyat dan membela rakyat."

Sosok Ini yang Membuat Adik KH Agus Salim Tertarik Masuk Katolik

"Dan ... saya mohon maaf sebagai ustaz tidak boleh mendoakan siapa pun orang apabila mendoakan yang buruk atau sesuatu yang tidak tepat sebagai ustaz."

Dosen STIE Yasmi Cirebon itu juga menyinggung sedikit tentang proses pemeriksaannya di Markas Polres Cirebon yang, menurutnya, justru berdampak baik kepadanya. "Sehingga saya belajar lebih baik menjadi ustaz yang betul-betul memberikan ketenteraman, kedamaian, kesejukan, bagi masyarakat Indonesia dan sekitarnya."

Respons KH Agus Salim saat Tahu Adiknya Masuk Katolik: Alhamdulillah

Pengacara anggap wajar

Pengacara Iwan, Ibrahim, mengapresiasi sikap kooperatif kliennya selama Polisi memeriksanya kemarin. Dia memastikan kliennya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diajukan Polisi kepada kliennya.

Pada dasarnya, kata Ibrahim, kliennya tak berniat buruk atas pernyataan-pernyataan dalam video yang beredar di media sosial itu. "Beliau hanya mungkin merasa emosional, atau merasa terlalu semangat sebagai tim 02 (pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno), tentu beliau semangat. Tidak ada tujuan apa-apa," katanya setelah mendampingi kliennya diperiksa polisi di Markas Polres Cirebon, Senin malam, 13 Mei 2019.

Menurut Ibrahim, secara umum, pernyataan-pernyataan Iwan bermakna nasihat-nasihat kebaikan terutama kepada para pemimpin atau elite politik. Lagi pula, katanya, Iwan tak hanya pengajar atau dosen, melainkan juga kiai atau ustaz. "Apa yang beliau sampaikan itu wajar sebagai kiai dan ustaz. Semua adalah bahasa-bahasa pembinaan."

Namun, pada prinsipnya, Ibrahim mengklaim, kliennya sudah menyesali perbuatannya dan memohon maaf, sebagaimana Iwan sampaikan dalam videonya. Itu juga bukti bahwa Iwan bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pernyataan dan perbuatannya.

Laporan Erfan Septyawan/Cirebon

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya