Ada Tato Bertuliskan Sugeng di Wanita Korban Mutilasi di Malang

Polisi olah TKP di lokasi mutilasi di Malang
Sumber :
  • VIVA / Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Teka-teki misterius wanita korban mutilasi di Pasar Besar, Kota Malang, pada Selasa 14 Mei 2019, berusaha diungkap oleh Polres Malang Kota. Tim Inafis yang diturunkan untuk mengecek sidik jari korban pun kesulitan, karena kondisi mayat yang sudah rusak.

Fakta Baru Kesadisan James yang Mutilasi Istrinya saat Korban Masih Hidup

Kanit Inafis Polres Malang Kota, Iptu Subandi mengatakan, masih mendeteksi awal untuk mengetahui penyebab mutilasi. Kendala dalam pengambilan sidik jari, karena bagian tubuh itu sudah mengeras. Padahal, sidik jari bisa digunakan untuk melihat identitas korban dalam rekam e-KTP.

"Kami ingin mengambil identitas, tetapi kendala pengambilan sidik jari, karena jarinya mengeras. Kuku dipotong oleh pelaku, otomatis menggelembung. Karena potongan ini di luar, akhirnya kena angin dan mengering," kata Subandi di Kamar Mayat RSSA, Kota Malang, Selasa malam, 14 Mei 2019.

Teriakan Warga Iringi Proses Rekonstruksi Suami Bunuh dan Mutilasi Istri di Kota Malang

Namun, belakangan terkuak korban memiliki tato di bagian kaki kiri dan kaki kanan. Tato ini bakal menjadi petunjuk awal polisi mengidentifikasi korban. Tato sebelah kanan bertuliskan 'Sugeng' di bagian telapak kaki. Sedangkan kaki sebelah kiri, bertuliskan 'Wahyu, yang kami terima di Gereja Comboran bersama keluarga bertemu'.

"Ada tato di kaki kanan itu di telapak dan di pergelangan kaki kiri. Tulisannya seperti itu. Ini juga menjadi petunjuk dalam mengungkap identitas korban," ujar Subandi.

Terpopuler: KKB Bakar Rumah ASN, Prabowo Tegaskan Keinginannya

Selain itu, dalam proses autopsi ini tim Inafis melakukan injeksi ke bagian tubuh korban, agar tak mengeras. Setelah itu, tim Inafis bakal melakukan autopsi. Seperti diketahui, jenazah wanita korban mutilasi terpotong menjadi enam bagian. Yakni, kepala, sepasang kaki, sepasang tangan, dan tubuh.

"Karena, kalau keras tidak bisa dideteksi sidik jari. Kami menunggu kembali normal, nanti bisa diambil sampel sidik jari, dengan cara diinjeksi. Yang mengeras bagian tangan, sedangkan potongan tubuh lainnya membusuk," kata Subandi.

Subandi mengungkapkan, hasil identifikasi awal dengan melihat pengerasan di bagian jari dan bagian tubuh yang mulai membusuk. Diperkirakan, korban mutilasi ini dibunuh lima hari yang lalu. Namun, untuk kepastiannya tim Inafis menunggu hasil autopsi rampung.

"Lima hari prediksi tewasnya, tetapi ini masih prediksi. Nanti, kepastiannya hasil dari autopsi dan anatomi lainnya. Apakah ada unsur sengaja menghilangkan sidik jari dengan cairan kimia, kami belum tahu," kata Subandi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya