- VIVA/Eduward
VIVA – Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengaku sudah mencium gelagat adanya pergerakan massa yang akan mengacaukan saat KPU mengumumkan hasil Pemilu pada 22 Mei mendatang. Ia menyebut, upaya yang sistematis memanfaatkan situasi dalam pengumpulan massa.
"Ini harus dipahami betul oleh semua pihak. Rencana ini bukan main- main. Sungguhan," kata Moeldoko usai menghadiri buka bersama di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Jumat 17 Mei 2019.
Untuk itu, Moeldoko menyampaikan, masyarakat tidak terprovokasi. Ia juga mengajak, tidak perlu ada berbondong-bondong datang ke Jakarta seperti isu yang belakangan ini disampaikan untuk 'mengepung' KPU.
"Tidak perlu berbondong- bondong ke sebuah tempat titik berkumpul yang pada akhirnya digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu itu. Semuanya rugi. Semuanya dari kita akan rugi," kata dia.
Mantan Panglima TNI itu juga mengatakan, ada penggiringan opini seolah-olah kini suasana jelang 22 Mei terjadi ketegangan. Beberapa pesan berantai dan tulisan di media sosial menyebutkan, kata dia, terdapat penembak jitu yang disiapkan di berbagai titik.
"Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper. Jadi supaya paham agar tidak digulung jadi berita yang merugikan pemerintah," tuturnya. (mus)