Hendropriyono Sebut Upaya Kelompok Teror Bikin Rusuh 22 Mei

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono
Sumber :
  • VIVA / Ridho Permana

VIVA – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Abdullah Mahmud Hendropriyono menyatakan rasa khawatirnya soal belakangan ini, banyak warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap karena berencana melaksanakan aksi teror.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Hendropriyono mengatakan, rencana teror itu akan menyasar berkumpulnya massa pada pengumuman rekapitulasi suara Pemilu 2019. 

"Saya sangat sedih karena banyak laporan dari jajaran alat-alat negara tentara dan polisi bahwa pada saat pawai kedaulatan rakyat nanti itu akan dibom supaya nanti yang disalahkan pemerintah," kata Hendropriyono saat menghadiri diskusi Musyawarah Besar Kaum Muda Indonesia di Gedung Djoeang 45, Jakarta Pusat, Minggu 19 Mei 2019. 

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

Mantan Panglima Kodam V/Jaya itu bilang penangkapan yang dilakukan Densus 88 terhadap sejumlah orang bukan berarti ancaman hilang. 

Ia menyarankan, kepada aparat dan masyarakat tetap harus waspada. Menurutnya, jika sesuatu terjadi saat pengumpulan massa, di saat yang bersamaan situasi akan berubah.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

"Kalau sudah ada yang ditembak, dibom, maka jadilah mereka bilang martir. Martir konotasinya positif, ada martir maka semangat rakyat terbakar untuk marah dan anarki dan tujuannya jelas untuk menggulingkan pemerintah melalui kudeta," kata dia. 

Hendropriyono mengaku yakin, aparat TNI/ Polri solid mengamankan jalannya pengumuman hasil pemilu mendatang. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat tak terhasut oleh provokasi untuk turun ke jalan. 

"Jangan mau rakyat kita dibilang martir, padahal sejatinya korban," kata dia.

"Tidak ada alasan untuk mengikuti ajakan- ajakan sesat hanya untuk keperluan orang yang sakit hati, orang yang kepingin tahta, kepingin harta, kepingin nama," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya