Kementan Pastikan Asuransi Pertanian Untungkan Petani

Ilustrasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Sumber :

VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mensosialisasikan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada petani. Sebab, selain menguntungkan juga menenangkan dan tidak khawatir gagal panen.

Tingkatkan Produksi Padi, Kementan Kebut Tanam Padi Gogo di Lahan Sawit Muara Enim

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, hanya dengan mengeluarkan uang sebungkus rokok petani tidak perlu lagi khawatir dengan bencana alam yang mengancam tanamannya.

Sarwo Edhy menjelaskan, per musim tanam, petani hanya dituntut mengeluarkan uang Rp 36.000 atau sekitar 20 persen per hektare dari Rp 180.000. Selebihnya, Rp 144.000 atau sekitar 80 persen ditanggung pemerintah.

Ingin Tata Kelola Sawit Membaik? Harus Saling Bersinergi

"Jika suatu saat nanti lahan sawah petani terkena banjir, kekeringan, serangan organisma pengganggu tanaman (OPT)  sawahnya rusak 75% per petak alami, kami ganti Rp 6 juta per hektare per musim tanam," ujar Sarwo, Selasa (21/5).

Sarwo Edhy menjelaskan, tujuan dari asuransi adalah memberikan semangat kepada para petani agar tidak khawatir bila terjadi bencana. Sebab dengan adanya nilai pertanggungan itu, petani bisa kembali bercocok tanam.

Ahmad Sahroni Penuhi Panggilan KPK soal Kasus TPPU SYL

Selain AUTP, Kementan juga membuat Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) dengan premi Rp 200.000 per ekor. Peternak mengeluarkan uang Rp 40.000 atau sekitar 20 persen, selebihnya Rp 180.000 atau 80 persen ditanggung pemerintah.

"Nilai pertanggungan kalau mati yang disebabkan  mati saat beranak, mati karena penyakit, dan mati karena kecelakaan Rp 10 juta per ekor.,  Kalau hilang karena kecurian dapat Rp 7 juta per ekor. Mudah-mudahan petani kita bisa lebih memanfaatkan program asuransi yang sangat baik ini," ujar Sarwo Edhy.

"Semoga petani semakin memanfaatkan peluang yang di sodorkan Kementan, dari budidaya hingga asuransi padi dan ternak sapi atau kerbau," sambungnya.

Menurut Sarwo Edhy,  Klaim AUTP pada 2015 ada 3.492 hektare, 2016 ada 11.107 hektare, 2017 naik lagi 25.028 hektare dan 2018 ada 10.754 hektare. "Ini luar biasa, tinggal dikalikan aja, untuk padi dikali Rp 6 juta, untuk sapi Rp 10 juta," ujar Sarwo Edhy.

Kementan memprogramkan AUTP untuk 2019, sekitar satu juta hektare, dengan realisasi hingga saat ini sekitar 76.702 hektare. Presentasenya 7,67 persen dari pagu anggaran Rp 146 miliar. Kemudian real bantuan premi Rp 2.820.761.280 atau 19.588,62 hektare.

Kemudian untuk AUTS dan kerbau mengalami peningkatan. 2016 hanya 20.000 ekor, 2017 sekitar 92.000 ekor, 2018 sebanyak 88.673 ekor. Kemudian klaim 2016 ada 697 ekor, 2017 ada 3.470 ekor dan 2018 ada 1.736 ekor. Perkembangan AUTS target di 2019 ini sekitar 120.000 ekor, realisasi polis ada 7.553 ekor pagu anggaran Rp 19,2 miliar. Kemudian bantuan premi kurang lebih Rp 1,1 miliar atau 80 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya