Logo timesindonesia

Dari Coba-Coba, Alumni Unisma Malang ini Menjadi Pengusaha Sukses

Aktifitas keseharian Muhammad Saed, SAB. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Aktifitas keseharian Muhammad Saed, SAB. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmu itu sah-sah saja, justru banyak keuntungan yang bisa dapatkan nantinya. Seperti yang dilakukan oleh alumni Unisma Malang Muhammad Saed, S.A.B. Ia kini berkecimpung di dunia perlebahan.

Pria yang akrab dipanggil Ajis ini dulunya merupakan mahasiswa Unisma Fakultas Ilmu Administrasi Niaga angkatan 2001. “Usaha ini sebenarnya di luar ilmu akademis yang saya pelajari semasa kuliah dulu, namun takdir tidak ada yang tahu, saya hanya bisa mencoba dan menjalani” kilahnya, mengawali kisahnya saat ditanya mengapa menekuni budidaya lebah. Semasa kuliah Ajis juga aktif di Unit Kreativitas Mahasiswa yang tergabung dalam UKM Gakuka (Gabungan Kungfu Karate) dan aktif di kepenyiaran Radio Pro M.El FM Unisma.

Ajis memulai menekuni budidaya lebah dikarenakan salah satu sahabatnya tertipu saat membeli madu, dari sini kemudian Ajis penasaran untuk mempelajari dunia perlebahan. “Di dunia ini ada 2 jenis lebah yang menghasilkan madu, yang pertama Sting Bee (lebah Lapis) atau lebah penyengat, seperti Apis Mellifera, Apis Cerana dan Apis Dorsata, yang ke dua adalah Stringless Bee atau lebah tak bersengat yang dlam bahasa ilmiahnya adalah Trigona, yang dikenal dengan lebah Klanceng (Jawa), Kelulut (Kalimantan, Malaysia), rasa madu Apis cenderung lebih manis dibanding madu Kelanceng yang sedikit asam manis,” tutur Ajis bangga.

Bahkan sebelumnya Ajis selama kurang lebih 2-3 bulan juga diperkenalkan lebah Apis Mellifera oleh peternak besar di kawasan Probolinggo yang system pembudidayaannya dengan cara nomaden atau berpindah-pindah. Karena banyaknya permintaan madu Klanceng Ajis pun memantapkan niatnya untuk kembali menekuni budidaya lebah Klanceng hingga saat ini, yang berloksi di daerah Jrebenglor-Kedopok-Probolinggo.

Walau dengan bekal otodidak, seorang Ajis tidak kekurangan akal. Dengan belajar dari media elektronik dan tergabung dalam komunitas peternak lebah Klanceng Indonesia-Brunai-Malaysia bahkan Thailand pun selalu aktif menggali informasi.  

Dengan informasi yang didapatnya, kemudian memberanikan diri bereksperimen untuk bisa memperbanyak koloni lebahnya. Hingga pada akhirnya berhasil berjumlah 90-an koloni, hingga beromset puluhan juta/bulan. Tidak puas sampai disitu Ajis juga mengembangkan sayap usahanya dengan membentuk peternak binaan sampai ke daerah Lumajang.

“Akhir Maret lalu mengadakan kerja sama dengan teman komunitas peternak lebah Klanceng, kami kirim bibit lebah ke Bali sebanyak 400 stup untuk dibudidayakan di sana,” imbuhnya.