Harimau Serang Warga di Sumut, Seorang Tewas dan Satu Lagi Luka

Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi saat memberikan keterangan pers tentang konflik manusia dengan harimau di Kabupaten Palas.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Konflik antara manusia dan harimau terus terjadi di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Ada dua laporan kasus yang diterima Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara sepanjang Mei 2019.

6 Kendaraan Tempur Buatan Indonesia yang Memiliki Spesifikasi Khusus dan Canggih

"Serangan harimau kepada warga masyarakat di Kabupaten Padang Lawas sebanyak dua kali, yaitu tanggal 16 Mei 2019 di Kecamatan Ulu Barumun dan Kecamatan Sosopan pada tanggal 26 Mei 2019,” kata Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi di Medan, Senin, 27 Mei 2019.

Kasus pertama, harimau Sumatera menerkam hingga tewas seorang petani bernama Abu Sali Hasibuan (61 tahun). Jasadnya ditemukan tak jauh dari perkebunannya dengan kondisi kepala dan badan terpisah.

Tiga Bayi Harimau Sumatera Lahir di Amerika Serikat, Susi Pudjiastuti: Regenerasi di Medan Mati 3

Informasi diperoleh dari Polsek Sibuhuan Barumun, Jumat, 17 Mei 2019, BBKSDA mengerahkan tim untuk mengolah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi.

"Tanggal 19 sampai 20 Mei 2019, tim melakukan patroli ke desa dengan sasaran areal perkebunan masyarakat serta sekitar pinggiran sungai Desa Siraisan. Hasil patroli, tidak menemukan adanya jejak harimau, dan kamera trap yang sudah dipasang selama tiga hari juga tidak menemukan adanya aktivitas harimau Sumatera di lokasi tersebut," kata Hotmauli.

Diduga Terkam 2 Warga di Langkat, Harimau yang Baru Dilepasliarkan Ditangkap Lagi

Kasus kedua pada Minggu malam, 26 Mei 2019. BBKSDA menerima laporan bahwa seorang warga di Desa Pagaran Bira Jae, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Palas, terluka akibat diterkam binatang buas dan mematikan itu.

"Korban bernama Faisal Hendri Hasibuan (48 tahun) yang bekerja sebagai petugas penyuluh lapangan di Dinas Pertanian, menderita luka-luka pada sekujur tubuhnya (luka robek pada bagian belakang kepala, luka robek pada bagian kepala samping kiri, luka cakar pada bagian punggung dan luka robek pada bagian dada sebelah kiri)," kata Hotmauli.

Berkaitan dengan peristiwa itu, BBKSDA mengimbau masyarakat berhati-hati dalam beraktivitas, terutama saat di daerah perladangan maupun perkebunan. Warga disarankan tidak beraktivitas sendirian, tetapi berkelompok.

Masyarakat diimbau segera melaporkan kepada petugas dan pihak-pihak terkait bila mendengar dan menemukan tanda-tanda kehadiran binatang buas, harimau Sumatera maupun satwa liar lainnya, dan menghindari perbuatan yang menyebabkan terluka atau matinya satwa liar, khususnya jenis yang dilindungi undang-undang.

“Kecuali terpaksa untuk melindungi keselamatan diri," kata Hotmauli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya