Miris, Begini Kehidupan Pawang Gajah

Pejuang konservasi gajah
Sumber :
  • VIVA / A. Sumantri (Pekanbaru)

VIVA – Cerita gajah liar di Provinsi Riau belum habis. Jika sebelumnya enam ekor gajah liar memasuki pemukiman penduduk di wilayah Peranap, Indragiri Hulu. Baru-baru ini kejadian serupa juga menimpa para petani di kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Gajah Betina Liar di Aceh Besar Mati karena Luka Infeksi di Perut

Dari informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, terdapat kesamaan atas peristiwa yang terjadi. Di mana sejumlah gajah ini mulai memasuki kawasan penduduk pada saat musim mudik lebaran kemarin. Sejumlah tanaman seperti sawit yang berusia dua tahun, pepaya pisang hancur berantakan. 

Dian selaku Hubungan Masyarakat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyebutkan, untuk wilayah Peranap dan Rumbai, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan penggiringan gajah agar kembali ke habitatnya. Sehingga konflik antara gajah dan manusia dapat dicegah.

Viral! Gajah Sumatera Menyebrang di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai

Di tempat terpisah Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro mengakui bahwa perusakan tanaman warga oleh gerombolan gajah memang ada. Namun jumlahnya tidak banyak. Alasannya, banyak petani dan penjaga kebun yang mudik sehingga area kurang terawasi dengan baik.

Pejuang Konservasi

Penis Gajah Bisa Berfungsi untuk Menggaruk Perut

Sejak kemunculan gajah beberapa hari belakangan ini, sebanyak lima orang yang tergabung dalam tim BBKSDA Riau diturunkan ke lokasi. Mereka bertugas untuk melakukan penggiringan gajah keluar dari area perkebunan dan membawa mereka ke jalur pelintasan gajah.

Satwa dilindungi itu diupayakan untuk dapat menjauh dari pemukiman warga. Proses penghalauan ini dilakukan siang, sore hingga malam hari. Para tim dibekali peralatan seadanya turun ke hutan.

"Sampai malam hari tim tetap bekerja. Mereka bahkan tidur di hutan dengan memasang api unggun," cerita Dian kepada VIVA di Pekanbaru.

Adalah Sutanto seorang penjaga kebun di kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Sejak beberapa hari terakhir area perkebunan mereka tak lagi utuh sedia kala. Ratusan tanaman pepaya yang sudah berbuah mengalami kerusakan. Pohonnya tumbang menjuntai ke tanah.

"Kalau dihitung ada ratusan pohon dalam hamparan ini, tapi semua sudah rusak," kata Sutanto.

Kini area perkebunan itu masih menunggu pemulihan lahan oleh pemiliknya. Namun Sutanto belum bisa memastikan kapan ia harus bekerja lagi.

"Ini harus dibereskan lagi dan ditanam ulang. Saya hanya pekerja dan tidak bisa memastikan kapan untuk dibersihkan lagi," jawab Sutanto.

Selain kerusakan tanaman, Sutanto mengakui bahwa kecemasan petani masih ada. Sebab dikhawatirkan gerombolan gajah itu suatu waktu akan datang lagi.

"Kami cemas kalau gajah itu datang lagi," kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya