Ayah Bocah Tewas di Kolam Bekas Tambang Samarinda Salahkan Pemerintah

Kolam maut bekas galian tambang batubara di Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Sumber :
  • VIVA/Robbi Syai'an

VIVA – Orangtua bocah yang tewas di lubang atau kolam bekas tambang di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyalahkan pemerintah karena lalai mengurus area berbahaya itu. Sebab, segera setelah area itu ditinggalkan oleh perusahaan penambang, tak ada peringatan apa pun yang dapat mencegah orang ke sana.

Tim SAR Temukan Jasad Korban Tenggelam di Lubang Bekas Tambang Batu Bara di Jambi

Akibatnya, seorang anak berusia sepuluh tahun bernama Ahmad Setiawan bermain di sana bersama teman-temannya. Mereka tak menyadari kolam itu berbahaya, dan Setiawan tewas setelah tenggelam gara-gara tak bisa berenang pada Sabtu, 22 Juni 2019. Setiawan disebut sebagai korban ke-35 yang tewas di sana sejak bekas tambang itu ditutup.

"Saya juga tidak tahu kalau di dalam sana ada danau. Tapi kata warga, di sana banyak lubang bekas tambang," kata Robianto, ayah Ahmad Setiawan, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Rabu, 26 Juni.

Tambang Batu Bara di China Runtuh, 2 Orang Tewas 50 Hilang Diduga Terkubur

Dia mendesak pemerintah setempat segera menutup area bekas tambang yang dahulu dikelola PT Insani Bara Perkasa itu. Terpenting lagi, katanya, "memberikan rambu larangan agar tidak terjadi lagi hal seperti ini."

Kronologi

2023 Kontraktor Tambang Putra Perkasa Abadi Incar OB Removal Tambah 150 Juta BCM

Ahmad Setiawan ditemukan tak bernyawa di kolam bekas galian tambang batu bara PT Insani Bara Perkasa, sekira satu kilometer dari rumahnya. Jasadnya ditemukan di sekitar semeter dari bibir galian tambang batubara seluas seperempat lapangan sepakbola itu.

Sabtu siang itu, Setiawan keluar rumah setelah mengaji di musala dekat rumahnya. Dia bersama enam temannya pergi menuju kolam bekas lubang tambang batu bara yang terlihat seperti danau berwarna hijau pudar.

Menurut ibunya, Farida, setelah mengaji, Setiawan sempat pulang ke rumah neneknya untuk berganti baju. Neneknya sempat memperingatkan untuk tidak mandi di kolam itu, tapi Setiawan mengabaikannya.

Menjelang sore, korban tidak kunjung pulang ke rumah sehingga keluarga panik. Teman-teman korban enggan menceritakan keberadaan korban karena takut. Sang nenek bersama beberapa tetangga mencari Setiawan hingga mereka menemukan sandal dan pakaian korban di pinggir kolam.

Sang nenek kemudian mengabari beberapa warga lain untuk meminta bantuan mencari cucunya. Ia sudah mencurigai si cucu tenggelam di kolam itu. Beberapa orang menyelam ke dasar kolam hingga seorang di antara menemukan tubuh Setiawan. "Ditemukan satu meteran dari bibir danau," kata Farida.

Jasad korban pun ditemukan setelah petang dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Samarinda Medika Citra.

Farida mengungkapkan bahwa anak semata wayangnya itu memang tidak bisa berenang. Bahkan, dia juga kaget ketika anaknya mendatangi danau untuk berenang. "Setahu saya dia tidak pernah ke sana sebelumnya," ujarnya, sambil menahan tangis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya