Polisi Buru Penganiaya Kepala Desa Batanghari Jambi

Ilustrasi korban penganiayaan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Polisi tengah memburu pelaku penganiayaan terhadap Kepala Desa Sengkati Baru Herdianto, di Kabupaten Batanghari, Jambi. 

Cekcok dengan Istri, Seorang Pria di Surabaya Banting Bayinya yang Berusia 6 Hari

Kapolres Batanghari Jambi Ajun Komisaris Besar Polisi Moh Santoso mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Polda Jambi untuk membentuk tim khusus, guna menangkap para pelaku penganiayaan. "Pelaku penganiayaan kepala desa sudah terdeteksi saat ini lagi diburu," ujarnya, Kamis, 11 Juli 2019.

Santoso menyebutkan, saat ini tim penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi di tempat kejadian. Namun belum ada yang menjadi tersangka. Terpisah, Kepala Desa Sengkati Baru Herdianto mengatakan, dia sudah melaporkan penganiayaan terhadapnya ke Polres Batanghari.

Kasus Penganiayaan Sesama Mahasiswi di Karawaci, Korban Minta Tersangka Dihukum Berat

"Saya serahkan sepenuhnya ke pihak Polres Batanghari untuk memproses para kelompok SMB yang telah mengeroyok saya," ujarnya.

Diketahui, bentrok antara kelompok diduga dari Serikat Mandiri Batanghari (SMB) dengan pemilik Izin Usaha Pemanfaatan (IUP) Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat (HH HTR) terjadi di Desa Belanti Jaya, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, Rabu, 10 Juli 2019.

Oknum Polisi di Kolaka Diduga Keroyok Warga, Korban Sempat Ditodong Pistol

Bentrokan itu mengakibatkan Kepala Desa Sengkati Baru, Hendrianto mengalami luka-luka di bagian tubuh dan wajahnya. Kepala Desa Sengkati Hendrianto  mengatakan, kejadian tersebut berawal pada saat dia beserta anggota Koperasi Rimbo Kehidupan yang memegang Izin IUP akan menuju lokasi IUP tersebut.

Namun, dalam perjalanan ada tiga orang yang mendatangi mereka. "Menanyakan tujuan kami mau ke mana. Mereka saya tanya dari mana, mereka bilang dari kelompok SMB," ujarnya.

Hendrianto menyebutkan, setelah itu ketiga orang tersebut melakukan pengadangan. Pada saat itu, sekira pukul 15.00 WIB, saat melakukan pembicaraan kelompok tersebut, tiba-tiba langsung terjadi penyerangan kepada mereka. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya