Kepala BNPB Ingatkan Masyarakat Banyuwangi Sadar Siklus Tsunami

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis malam, 11 Juli 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan ekspedisi desa tangguh bencana (Destana) di kawasan pesisir pantai selatan Pulau Jawa, dimulai dari Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan itu dilakukan agar masyarakat sadar dan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana menimpa.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

"Kenapa [ekspedisi desa tangguh bencana dimulai] kita lepas start-nya dari Banyuwangi? Karena pada tahun 1994 lalu pernah terjadi tsunami yang besar yang korbannya lebih dari 250 orang," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Kamis malam, 11 Juli 2019.

Doni mengatakan, ekspedisi Destana akan menyambangi daerah-daerah yang rawan bencana tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa, terutama di kawasan yang dalam sejarahnya pernah dilanda tsunami, seperti di Pangandaran, Jawa Barat, dan Banten.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Di Banyuwangi, ekspedisi Destana dilakukan agar warga tidak lupa dengan sejarah daerahnya yang pernah dihantam tsunami. Bukan untuk mengingatkan duka, tetapi agar selalu waspada dan siap ketika bencana serupa terjadi.

"Karena ini peristiwa alam, ada siklus-siklusnya," ujarnya.

Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter

Dari sejarah kegempaan dan tsunami pula warga bisa mengetahui tanda-tanda dan melakukan langkah penyelamatan diri. Doni menyebut tiga langkah sederhana.

"Contoh, ada gempa terasa getaran katakanlah selama 30 detik, maka kurang dari tiga menit tanpa harus ada peringatan alarm, mereka harus segera meninggalkan daerah yang rendah," katanya.

Warga harus segera berlari menuju daerah yang lebih tinggi sedikitnya tiga puluh meter. "Gampang mengingatnya, tiga puluh detik (terasa getaran gempa), kurang dari tiga menit (meninggalkan daerah rendah), segera menuju ke ketinggian yang lebih dari tiga puluh meter,” tuturnya.

Untuk daerah pesisir yang tidak memiliki atau jauh dari kawasan berdataran tinggi, warga bisa memanfaatkan pohon besar dan tinggi untuk menyelamatkan diri. Makanya, BNPB berencana membuat semacam tangga di pohon-pohon kawasan pesisir, persiapan bagi warga menyelamatkan diri jika terjadi gempa dan tsunami.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya