Jokowi Perintahkan BNPB Siapkan Hujan Buatan demi Atasi Kekeringan

Petugas mempersiapkan hujan buatan dari dalam pesawat terbang beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana kekeringan telah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Dari data yang dikumpulkan BNPB hingga 15 Juli 2019, tercatat sebanyak 1.963 desa, 556 kecamatan dan 79 Kabupaten terdampak kekeringan yang berada di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.

Antisipasi Erupsi Marapi Ganggu Penerbangan, Sumbar Modifikasi Cuaca Bikin Hujan Buatan

Kepala BNPB, Doni Monardo, mengatakan instansinya pun telah mendapat permohonan dari para kepala daerah untuk mengadakan hujan buatan. Hal ini rupanya juga menjadi arahan khusus Presiden Joko Widodo.

"Tadi sesuai dengan arahan Bapak Presiden, BNPB agar menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan bantuan hujan buatan," kata Doni usai Rapat Terbatas Antisipasi Dampak Kekeringan di Kantor Presiden di Jakarta, Senin 15 Juli 2019.

BMKG Sebut Hujan Turun di Jabodetabek Kemarin Hasil Modifikasi Cuaca

Untuk itu, lanjut Doni, BNPB tentu tidak bisa sendirian untuk melaksanakannya. Perlu kerja sama dengan beberapa lembaga terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Markas Besar TNI.

"Daerah yang mungkin masih bisa dilaksanakan teknologi modifikasi cuaca, ini juga tergantung dari keadaan awan sehingga apabila awannya masih tersedia sangat mungkin hujan buatan masih bisa dilakukan," kata mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

Antisipasi Kementerian KLHK Hadapi Puncak Kebakaran Hutan

Namun untuk jangka menengah dan panjang, Doni mengaku sudah melaporkan kepada presiden tentang perlunya penyiapan bibit pohon agar masyarakat bisa menjaga lingkungan dan Sumber Daya Air. Dari beberapa pengalaman, kata dia, pohon sukun adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan menyimpan air.

"Jadi kalau tiap desa punya sukun yang cukup banyak, sangat mungkin akar sukun itu bisa mengikat air. Sehingga ketika musim kemarau panjang, sumber air di desa itu masih bisa terjaga, termasuk juga pohon aren," kata dia.

Puncak musim kemarau atau curah hujan paling rendah diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2019 dan dampaknya akan dirasakan hingga 2019. Doni sendiri juga mengaku mendapat arahan untuk mencegah kebakaran hutan di beberapa wilayah.

"Bapak presiden menekankan pentingnya pencegahan. Mencegah jauh lebih baik dibandingkan operasi pemadaman. Saya juga melaporkan kepada bapak presiden bahwa bantuan TNI-Polri ini sangat memberikan arti dalam program pencegahan (kebakaran hutan)," lanjut mantan Panglima Kodam Siliwangi dan Pattimura itu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya