Banyuwangi Terdampak Gempa Bali, Seorang Nenek Terluka

Paniem, warga Banyuwangi di Jawa Timur, korban luka tertimpa rerentuhan rumah akibat gempa yang berpusat di Bali pada Selasa pagi, 16 Juli 2019.
Sumber :
  • Polsek Srono

VIVA – Gempa berkekuatan 6,0 skala Richter yang mengguncang Bali pada Selasa pagi, 16 Juli 2019, terasa sampai Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Laporan sementara, satu rumah di Krajan Baru, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, roboh. Seorang wanita berusia 60 tahun yang tinggal di rumah tersebut, Paniem, mengalami luka sobek karena tertimpa material bangunan.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

Informasi diperoleh dari Kepolisian Sektor Srono menyebutkan, rumah yang ditinggal korban ialah milik menantunya, Marjoko (40). Saat gempa pertama terjadi sekira pukul 07.30 WIB, korban sedang mencuci piring di dapur. Korban tidak keluar.

Tak lama kemudian, terjadi gempa susulan yang lebih besar. Akibatnya, bagian dapur dan sebagian dinding rumah roboh. Korban tak sempat keluar menyelamatkan diri. Dia mengalami luka tertimpa reruntuhan material rumah yang runtuh. Korban langsung dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Wonosobo.

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

“Sementara ini para Babinmas dan Babinsa masih mengecek ke desa binaan untuk pendataan dan penanganan. Perkembangan selanjutnya akan kami kabarkan,” kata Kepala Polsek Srono, Ajun Komisaris Polisi Mulyono, dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat.

Rumah rusak di Banyuwangi di Jawa Timur akibat gempa yang berpusat di Bali pada

Update Korban Gempa Dahsyat Taiwan: 9 Orang Tewas, 1000 Lebih Luka

Bali diguncang gempa berkekuatan 6,0 pada skala Richer, yang dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,8. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, menjelaskan episenter gempa terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT.

Rahmat memaparkan, lokasi tepat gempa berada di laut dengan jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 kilometer. Merujuk pada lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa terjadi diduga kuat akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia, yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," kata Rahmat, Selasa 16 Juli 2019.

Gempa itu dilaporkan dirasakan di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, Jember, Lumajang II- III MMI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya