- VIVA/ Diki Hidayat.
VIVA - Musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, membuat sawah milik warga mulai mengering dan terancam gagal panen. Pemerintah Kabupaten Garut mulai mengaktifkan embung air (bak penampungan air) di sejumlah titik persawahan.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, embung air tersebut masih efektif untuk mengairi sawah yang mengering. Selain mengaktifkan yang sudah ada, Pemerintah Kabupaten Garut juga akan memperbanyak embung air.
"Kita akan perbanyak embung air, selain mengaktifkan embung air yang sudah ada untuk mengurangi dampak kekeringan," ujar Rudy, Jumat, 19 Juli 2019.
Embung air yang masih banyak menyimpan air di antaranya embung air di Kawasan Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Embung air tersebut diharapkan bisa mengairi sawah seluas tiga ratus hektare persawahan warga yang terancam terdampak kekeringan.
"Selain di Cibunar, masih terdapat 15 embung air yang akan segera diaktifkan," tutur Rudy.
Rudy melanjutkan, hingga 15 Juli 2019, terdapat 2.000 hektare lebih yang terdampak kekeringan. Seluas 600 hektare terdampak ringan, 630 hektare terdampak sedang, dan 350 hektare lebih terdampak berat.
"Dan kami juga mendapat laporan ada sekitar 500 hektare sawah yang sudah puso (tidak mengeluarkan hasil)," katanya.