Suku Anak Dalam Serahkan 10 Senjata Api Rakitan

Senjata api - pistol - senpi/ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Sebanyak 10 senjata api rakitan milik Suku Anak Dalam (SAD) disita Polres Batanghari, Jambi. Mereka menyerahkan senjata setelah membekuk dua orang dari mereka yang tergabung dalam Serikat Mandiri Batanghari (SMB).

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Informasi dihimpun VIVAnews, senjata tersebut diserahkan kepada Satgas Gabungan TNI-Polri yang melakukan operasi dengan dibantu petugas keamanan PT Wira Karya Sakti (WKS).

Satgas sebelumnya melakukan patroli bersama di sekitar wilayah Batanghari. Tim kemudian menemukan SAD kelompok Marahman yang bergabung dengan SBM.

Irjen Karyoto Larang Anggotanya yang Kawal Demo di MK Bawa Senpi hingga Sangkur

Kapolres Batanghari AKBP Mohammad Santoso membenarkan bahwa ada Suku Anak Dalam yang menyerahkan senjata kepada aparat keamanan.  

"Saat itu kita menemukan dua orang SAD, mereka kemudian menunjukkan kepada tim keamanan dan menyerahkan 10 pucuk senjata api rakitan," ujarnya.

Satgas Pamtas RI-RDTL Naga Karimata TNI AD Serahkan 7 Pucuk Senjata Api ke Brigjen TNI Joao Xavier

Mohammad Santoso menyebutkan, SAD kelompok Marahman sudah bergabung bersama kelompok Serikat Mandiri Batanghari pimpinan Muslim selama kurang lebih tujuh bulan.

"Setelah kita data, interogasi dan pembinaan, SAD kelompok Marahman kita kembalikan ke asalnya di Daerah Muaro Kilis, Kabupaten Tebo," katanya, Selasa, 23 Juli 2019.

Ditambahkan lagi, penyerahan 10 senjata api rakitan kepada tim keamanan berdasarkan kemauan mereka sendiri. Suku Anak Dalam merasa tertipu dengan kegiatan yang dilakukan SMB yang jelas-jelas mengacaukan keamanan.

"Mereka merasa tertipu dengan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok SMB pimpinan Muslim, sehingga menyerahkan senjata tersebut kepada kita," ujarnya.

Dilanjutkan Mohammad Santoso, operasi pengamanan akan terus dilakukan. Hal ini untuk memastikan situasi di Jambi aman dari kelompok perusuh.

"Kemungkinan untuk penemuan barang bukti lain tetap ada, karena kegiatan operasi pengamanan tetap berjalan hingga saat ini," tuturnya.

Senjata api rakitan tersebut digunakan oleh masyarakat SAD untuk mata pencarian sehari-hari. Namun, dengan adanya kelompok SMB ini masyarakat SAD diperalat untuk menjadi pelindung kelompok SMB.  

"Masyarakat SAD dimanfaatkan untuk menakuti pihak lain, sehingga kelompok SMB tetap eksis melakukan kegiatannya di Distrik Delapan milik PT WKS," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya