JK Luruskan Ucapan Said Agil, Timur Tengah Perang karena Negara Asing

Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla meluruskan pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj yang mengatakan perpecahan dan konflik yang terjadi di Timur Tengah lebih disebabkan konflik internal seperti perang saudara akibat perbedaan yang mencolok antar kesukuan dan agama.

Takjil Khas Timur Tengah Siap Sambut Suasana Bukber di Tangerang

Pernyataan Said itu menyadur kajian ilmiah Samuel Huntington terkait dengan perang peradaban atau yang dikenal dengan Clash of Civilization. Meski begitu, kajian itu dikatakannya tidak bisa membuktikan bagaimana Indonesia yang beragam suku dan agama tidak pernah pecah, karena adanya nasionalisme yang menjadi bagian dari Iman.

Akan tetapi, menurut JK, pemahaman tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, perang berkepanjangan yang terjadi di Irak, Libya, Suriah, Mesir, hingga Afghanistan, tidak terlepas dari campur tangan negara dengan kekuatan ekonomi dan militer yang besar, semisal Amerika Serikat dan Rusia.

Ramadhan Bisa Nikmati Hidangan Mesir Hingga Libanon Buat Buka Puasa, di Mana Tempatnya?

"Memang kita semuanya, bersyukur seperti apa yang dikatakan oleh pak Kiyai tentang Indonesia ini lebih aman dibanding dengan negara lain itu. Tapi (perpecahan mereka) tidak lepas juga dari campur tangan negara besar," kata dia di Harlah ke-21 PKB, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.

Untuk itu, lanjut JK, Indonesia selalu memperkuat kapasitas pertahanannya supaya gangguan eksternal tidak dengan mudahnya memporakporandakan Indonesia. 

5 Negara Arab yang Bisa Tekuk Lutut Militer Israel dan Selamatkan Palestina

Meski begitu, dia mengakui bahwa Indonesia belum bisa menandingi kekuatan negara-negara tersebut, karenanya jalur menjalin kerja sama dipilih.

"Jadi bukan hanya konflik internal tapi oleh serangan dan memang sengaja dihancurkan negara-negara besar seperti AS, Rusia, dan sebagainya. Jadi kita harus kuat melawan negara-negara besar itu, kalau tidak bisa lawan ya kita kerja sama dengan baik, jadi itu saja pedomannya, itu politik luar negeri kita," tegas dia.

Jika langkah itu tidak di ambil, maka JK bisa memastikan bahwa Indonesia bisa bernasib sama sebagaimana negara-negara Timur Tengah tersebut sejak lama. 

"Karena tanpa itu seperti negara-negara Islam. Internal mereka pecah kemudian terjadilah penyerangan negara-negara besar," tutur dia.

Sebelumnya, pernyataan itu di sampai Aqil Siroj dalam sambutannya di acara dan lokasi yang sama sebagaimana JK. 

"Perbedaan agama dan suku tidak masalah di Indonesia karena nasionalisme bagian dari iman. Anda seorang nasionalis harus beriman, Anda beriman harus nasionalis. Di timur tengah mudah sekali konflik, karena tidak punya hubbul wathon minal iman," tegas Said.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya