- U-Report
VIVA – Satreskrim Unit Pidana Umum Polresta Palembang memeriksa Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang, Tarmizi Endrianto, Rabu 24 Juli 2019. Pemeriksaan ini dilakukan polisi terkait kasus kematian dua siswa SMA Taruna Indonesia.
Dua siswa yang dilaporkan tewas saat menjalani masa orientasi adalah Delwyn Berli Juliandro (14) dan Wiko Jeriyanda (16).
Aparat kepolisian melakukan interogasi terhadap Tarmizi selama dua jam tiga puluh menit, atau dari pukul 10.00 hingga 12.30 WIB. Tarmizi dianggap menjadi saksi kunci dalam pengusutan kasus kematian yang diduga akibat penganiayaan tersebut.
"Saya dipanggil penyidik dalam perkara melengkapi berkas penyidikan kasus di SMA Taruna Indonesia. Untuk apa yang ditanya, ya seputar SOP (standar operasional prosedur) di sekolah," kata Tarmizi.
Dia mengungkapkan, beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu jumlah siswa yang mengikuti MOS sebanyak 105 orang. Sementara kegiatan MOS sudah dilakukan sejak 2005. Usai mengikuti MOS, ratusan siswa baru akan mengikuti proses belajar mengajar.
"MOS yang dijalani pihak sekolah selama ini sudah sesuai prosedur dan menjadi tanggungjawab kami. Kegiatan MOS sangat teliti dilakukan dan dibantu panitia yang berpengalaman di bidangnya," jelasnya.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara menjelaskan, penyidik Reskrim Pidana Umum memanggil pihak SMA Taruna Indonesia guna keperluan melengkapi berkas perkara.
"Penyidik memangil pihak SMA Taruna Indonesia untuk melengkapi berkas perkara terkait insiden meninggalnya dua siswa. Kedatangan pihak sekolah langsung dihadiri Kepala SMA Taruna Indonesia," ujar Yon.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan Polresta Obby Frisman (24), pembina MOS, sebagai tersangka atas dugaan tindak kekerasan pada saat MOS di SMA Taruna Indonesia hingga mengakibatkan Delwyn Berli meninggal dunia.
