Musim Kemarau, Tim Reaksi Cepat Disiagakan Hadapi Karhutla

Helikopter disiagakan untuk water boombing, di Sumsel.
Sumber :
  • VIVAnews/ Sadam Maulana (Palembang)

VIVA – Untuk melakukan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Sumatera Selatan, APP Sinarmas telah menyiagakan 799 personel regu pemadam kebakaran dan 21 tim reaksi cepat.

Cara Mahasiswa-Milenial Sumsel Dukung Ganjar Jadi Presiden 2024

Tim ini disiagakan sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi Karhutla yang terjadi pada musim kemarau, terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Tim didukung peralatan 451 pompa air, dan tiga unit helikopter water boombing.

Fire Operation Management Head Sinarmas Forestry Region Palembang, Mares Pribadi menjelaskan, hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, menunjukkan cukup banyak daerah yang masuk kategori rawan.

Angin Puting Beliung Terjang Musi Rawas Utara, 58 Rumah Rusak

Sedikitnya ada 300 desa di sembilan Kabupaten/kota masuk kategori rawan Karhutla. Sebagian wilayah itu ada di OKI yang mayoritas wilayahnya merupakan lahan gambut.

"Untuk menghadapi musim kemarau, APP Sinarmas sebagai mitra pemerintah daerah sudah menyiagakan 799 personel. Kita juga mengintensifkasi kegiatan sosialisasi dan penambahan sejumlah fasilitas," kata Mares di OKI, Selasa, 30 Juli 2019.

Pengedar Yang Ditangkap di Sumsel Kaki Tangan Bandar Besar

Dia menjelaskan, pencegahan ini dilakukan dengan cara mengurangi titik nyala api, di antaranya melalui program masyarakat peduli api (MPA) dan desa makmur peduli api (DMPA).

MPA dan DMPA ini sangat fokus untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan di musim kemarau. Di mana pada 2019 ini, pihaknya sudah memiliki 448 anggota MPA di OKI.

Pihaknya juga membuat proyek khusus mencari formula tepat, guna mengurangi cara membakar bagi masyarakat, dan spesifik masuk ke area-area yang bakal muncul titik api.

"Kami juga memberikan insentif kepada desa-desa rawan kebakaran di sekitar area konsensi yang berhasil menjaga areanya dari kebakaran lahan. Ada juga enam posko gabungan yang tujuannya meningkatkan penjagaan di area rawan Karhutla," ujar Mares.

Selain itu, menurut Mares, juga dilakukan mitigasi atau meminimalisirkan risiko apabila terjadi kebakaran. Mares menuturkan, ada tiga upaya dalam mitigasi di antaranya mendeteksi api, apabila muncul di mana luasan terbakar kurang dari 0,1 hektare.

Untuk mendeteksi hal itu, perusahaan sudah memiliki banyak fasilitas di OKI, yakni 135 pos pantau, 19 drone, 23 menara api, dan 35 menara api mini. Lalu tim pemadam kebakaran juga harus sampai di lokasi sebelum satu jam.

Fasilitas lain yang turut dimiliki yakni 4 airboat, 89 unit transportasi air, 40 truk pemadam api, 40 mobil patroli, 114 motor patroli, dan menempatkan pos pantau di area-area rawan. Kemudian strategi dalam pemadaman yakni mengurung api agar api tidak meluas.

Mares mengemukakan, pihaknya sangat optimistis pada tahun ini akan sama pencapaiannya dengan tahun-tahun sebelumnya. 

"Kami optimistis tahun ini zero kebakaran di area kita. Dan kita terus memperkuat pencegahan saat ini, dan peralatan pun terus kita tambah. Untuk personel pun saat ini sudah siaga dan siap diterjunkan jika adanya titik api," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya