Genap Setahun, Rumah Tahan Gempa Diserahkan ke Warga Lombok

Rumah jenis Rikas di Lombok Utara siap dihuni warga.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Satria Zulfikar (Lombok)

VIVA – Usai gempa Lombok 2018 lalu, kini masih banyak rumah warga yang belum didirikan. Bahkan, banyak warga yang masih menempati hunian sementara di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Hunian Ini Diklaim Anti Gempa, Ada di Indonesia

Genap satu tahun berlalu, proses percepatan pembangunan mulai berjalan. Salah satunya Rumah Instan Kayu Sehat (Rikas) yang dikerjakan oleh relawan PKC PMII Bali Nusra dan Coin Foundation.

Sebanyak 13 unit rumah di Dusun Kencong, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara telah berdiri. Kuncinya diserahkan kepada warga korban gempa.

Penampakan 21 Rumah Khusus Korban Bencana Cianjur yang Dibangun PUPR

Rumah berbahan kayu tersebut merupakan bagian dari rumah tahan gempa lengkap dengan MCK dan bertipe 6x6. Sehingga, masyarakat dapat menempati rumah tersebut dengan aman dan nyaman.

Ketua Pelaksana Pembangunan Rikas, Viken, mengatakan proses pekerjaan rumah mulai Januari 2019 dengan melalui banyak persoalan pada perizinan. 

Kementerian PUPR Targetkan 80 Rumah Tahan Gempa RISHA Cianjur Selesai Akhir 2022

"Dari Januari melalui banyak persoalan dan administrasi. Kami berkomitmen pembangunan rumah tahan gempa yang diberikan pemerintah pusat pada pemerintah daerah harus kita kerjakan sebaik mungkin," ujarnya saat penyerahan kunci rumah di Lombok Utara, Kamis, 1 Agustus 2019.

Acara launching dan penyerahan kunci tersebut dihadiri banyak pihak, mulai dari Sekda Lombok Utara, BPBD, kepolisian hingga TNI. 

Viken menjelaskan, sebagai aplikator, tugas membangun rumah tersebut tidak hanya berorientasi pada profit semata, tapi juga soal kemanusiaan terhadap warga yang tertimpa musibah gempa.

Satu unit rumah tersebut dibangun dengan dana Rp50 juta. Pembangunan juga akan diteruskan di wilayah lain di Lombok Utara.

Pembangunan tersebut terhitung lebih cepat dari aplikator lain, sehingga Viken berharap pemerintah lebih mempermudah urusan administrasi untuk membangun rumah tahan gempa untuk warga.

"Kami komitmen sebagai relawan, kami siap menyelesaikan rumah, karena satu sisi ini juga bagian dari kemanusiaan. Kami berharap Pemda beri ruang juga untuk kami, agar tidak terlalu rumit mengurus administrasi," ujarnya.

Setali tiga uang. Direktur Coin Foundation, Abdul Aziz mengatakan untuk membangun rumah jenis Rikas, proses administrasi sangat panjang.

"Mulai dari petunjuk teknis kayu, soal legalitas, cek RAB dari Perkim dan banyak proses lainnya," ujarnya.

Dia berharap, dengan adanya launching rumah tersebut, menjadi cambuk bagi aplikator lainnya agar lebih cepat membangun, tidak hanya memperhitungkan profit semata tapi juga rasa kemanusiaan kepada warga yang telah satu tahun masih tinggal di hunian sementara atau di tenda darurat. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya