Habib Rizieq Buka Ijtima Ulama IV

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama gelar konferensi pers.
Sumber :
  • VIVA/ Muhammad AR.

VIVA - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang diketuai Yusuf Muhammad Martak menggelar Ijtima Ulama IV pasca diputuskannya pemenang pilpres 2019 di Hotel Lorin Sentul Bogor, Senin, 5 Agustus 2019. Ijtima Ulama ini diklaim untuk menentukan arah umat selanjutnya.

Beri Dukungan, Habib Bahar Ultimatum Anies-Cak Imin: Jangan Sampai Berkhianat

Ijtima itu dihadiri Ketua Umum FPI sekaligus Anggota Steering Committee, Sobri Lubis, Ketua Umum GNPF, Penanggung Jawab, Yusuf Muhammad Martak, dan Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, serta Sekretaris Steering Committee, Sekjen GNPF, Edy Mulyadi. Selain itu, pertemuan ini dihadiri 850 peserta dari 28 provinsi.

"GNPF ulama jadi penyelenggara Ijtima I, II, III, IV, dalam pelaksanaannya kita selalu seiring sejalan dengan FPI dan PA 212. Bahwa yang sering jadi pertanyaan adalah apakah ijtima sikapi pertemuan Lebak Bulus, kecewa rekonsiliasi? Keputusan ijtima diambil dalam rapat GNPF 11 Juli dan dua hari kemudian terjadi pertemuan Lebak Bulus. Kita tak punya kemampuan menerawang, kita tetapkan pertemuan baru terjadi pertemuan Lebak Bulus dan sebagainya," kata Edy.

Ikut Ijtima Ulama, Habib Bahar Siap Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024

Pertemuan yang berlangsung tertutup ini berlangsung hingga malam nanti. Edy menjelaskan setelah Mahkamah Konstitusi memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf, GNPF dan Ijtima tidak lagi ada hubungannya dengan kontestasi pilpres sebelumnya.

"Ijtima ini murni perjuangan ulama agar kebenaran keadilan dan sikap proporsional kepada umat Islam jadi aktivitas sehari-hari," kata Edy.

Anies - Cak Imin Teken Pakta Integritas Ijtima Ulama, FPI Bisa Dipulihkan Lagi?

Yusuf Muhammad Martak menjelaskan Ijtima Ulama dan tokoh nasional keempat ini memiliki tujuan melanjutkan apa yang pernah dilaksanakan pada ijtima sebelumnya. Dalam kepanitiaan nantinya, penanggung jawab akan melaporkan hasil kerja dan karya Ijtima I, II, dan III dan akan menyerahkan pada ulama habib, ustaz, dan tuan guru.

"Di sini dibahas bagaimana langkah selanjutnya agar perjuangan berjalan baik dan lancar bisa ambil sikap terkait hal-hal yang telah berlanjut baik politis (maupun tidak). Intinya agar pergerakan terstruktur dan terencana bukan asal-asalan tapi sesuai amanat ulama dalam perjuangan. Agar apa yang kita harapkan bagi agama dan bangsa dapat dimanfaatkan masyarakat dan bangsa pada umumnya. Utamanya pada pelanggaran dan kecurangan, pengkhianatan pemilu kita kembalikan pada musyawarah ijtima hari ini," katanya.

Apabila terjadi pengkhianatan atau kecurangan dalam pemilu, lanjut Martak, nantinya akan disikapi dan masukan agar yang terinformasi di ijtima.

"Permasalahan pemilu sudah selesai dengan adanya putusan MK, adapun yang menerima atau tidak tergantung rakyat masing-masing," kata Martak.

Ijtima Ulama IV dibuka oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, yang masih berada di Kota Mekkah.

"Dari ijtima I, II, III selalu ada sambutan HRS, khusus ijtima kali ini justru akan dibuka imam besar kita melalui rekaman dari Mekkah. Insya Allah dapat keberkahan dan kelancaran," kata Martak.

Sementara itu, Sobri Lubis mengatakan Ijtima Ulama IV diadakan sebagai konsekuensi dari semangat perjuangan ulama berkaitan penegakan keadilan sosial hukum dan politik. Pada kesempatan ini, kata Sobri, merupakan lanjutan dari kesimpulan hasil ijtima ulama I, II, dan III.

"Hari ini kita akan lanjutkan salurkan pemikiran terbaik ulama untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Melihat perkembangan situasi sekarang ini kita sebagai anak bangsa cinta negara dan memikirkan nasib anak cucu ke depan. Otomatis ulama sebagai benteng NKRI ya mau tidak mau kita harus tuangkan langkah terbaik bagi keselamatan bangsa ke depan," katanya.

Menurut Sobri, pertemuan ini merupakan ciri umat Islam yang selalu ambil sikapnya melalui ijtima atau musyawarah. Di antara perkara yang dihadapi manusia hendaknya bermusyawarah, dalam urusan apa pun. Para ulama akan tentukan sikapnya yang akan disampaikan pada masyarakat.

"Langkah apa yang harus kita lakukan setelah ijtima agar umat Islam punya arah yang jelas perjuangan dan penegakkan keadilan di Indonesia," katanya.

Sedangkan Slamet Maarif mengatakan memberikan ruang sesi ulama dan tokoh untuk tiap provinsi dan daerah memberikan masukan tentang perkembangan situasi dan kondisi di berbagai daerah serta usulan ke depan.

"Kita banyak dengarkan masukan. Haikal Hasan, Abdullah Syafii, Nasih Zein, dan tokoh-tokoh lainnya akan segera merapat jam 9 ke tempat ini. Apa yang akan diputusan akan sangat bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan negara. Dan akan jadi acuan umat di bawah dalam berjuang," katanya.

Slamet menjelaskan Ijtima pertama sudah ada keputusan kelembagaan yaitu membentuk Majelis Permusyawaratan Ulama Indonesia (MPUI). Yang mana hari ini, kata dia, sudah ada beberapa provisi yang membentuk MPUI untuk dilihat perkembangannya.

"Jadi nanti kalau MPUI-nya sudah terbentuk MPUI yang jadi fasilitator, sekarang kita dengar perkembangannya. Kalau ada persoalan umat lembaga itulah yang akan menggodok dan merumuskannya. Kalau dakwah ada berbagi komponen yang ada silakan MUI dengan MUI-nya. MPUI melengkapi dan membantu karena tidak semua ulama ter-cover pada MUI. Ulama kembali pada fitrahnya jadi pengingat, penegur,  pengkritik bagi pemerintah. Bagi-bagi tugaslah, enggak ada saingan," kata Slamet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya