Kenangan Ketua PBNU, Pernah Dibikin 'Malu Sekali' oleh Mba Moen

Mbah Moen datangi kantor DPP PPP.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Said Aqil Siraj mengatakan bahwa sosok ulama Kiai Haji Maimoen Zubair adalah seorang yang tawadu dalam hidupnya. 

Sowan ke Ponpes Keluarga Mbah Moen di Cirebon, Ini Isi Obrolan Ganjar dengan Ulama-Santri

Kiai Said pun mempunyai kenangan tersendiri terhadap Mustasyar PBNU yaitu ketika dirinya diundang ke tempat Mbah Moen untuk berceramah keagamaan dan pulangnya tetap diantar hingga sampai depan mobilnya. 

"Saya malu sekali, saya kan masih muda Beliau sudah sepuh nganter ke mobil," kata Said Aqil Siraj di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Agustus 2019. 

Menantu Mbah Moen Doakan Ganjar Jadi Pemimpin Masa Depan

Tak hanya itu, ketika Kiai Said menikahkan anaknya di Jakarta, Mbah Moen hadir meskipun dalam keadaan sibuk dan sudah sepuh beliau tetap datang ke Ibu Kota untuk menghadiri acara tersebut. 

"Ketika menghadiri pernikahan anak saya di Hotel Shangrila Beliau sangat-sangat ikhlas tulus datang kepada saya. Datang dan bacakan doa dan tiketnya saya ganti enggak mau," ujarnya.

Peringati Haul ke-2 Mbah Moen, PPP Berharap Pandemi Segera Berakhir

Kemudian Said menuturkan, bahwa Mbah Moen ini banyak melahirkan para santrinya yang sudah menjadi ulama, ustaz dan pengajar di berbagai daerah di Indonesia. 

KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen meninggal dunia sebelum salat subuh pada Selasa, 6 Agustus 2019 di Mekah, Arab Saudi. Mbah Moen merupakan salah satu pendiri PPP dan ulama kharismatik. Di usia sepuhnya, Mbah Moen masih kerap menyumbangkan pemikiran dan perhatian kepada PPP dan umat. Mbah Moen wafat pada usia 90 tahun. Dia lahir pada 28 Oktober 1928.

Keluarga besar Nahdlatul Ulama menyatakan sangat berduka cita atas wafatnya sang mustasyar, Maimoen Zubair. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Helmy Faishal Zaini melalui keterangan tertulisnya menyampaikan, Mbah Moen menjadi panutan umat karena kaselahan maupun keilmuannya dan juga kesahajaan hidupnya. Warga NU, juga masyarakat Indonesia, wajib meneladani Mbah Moen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya