6 Kontroversi Enzo, Si Bule Ganteng Taruna Akmil

Enzo bersama Panglima TNI
Sumber :
  • Instagram @puspentni

VIVA – Enzo Zenz Allie menjadi viral saat video percakapan menggunakan bahasa Prancis dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto diunggah di media sosial. Fisiknya yang rupawan membuat blesteran Prancis-Indonesia itu akhirnya banyak mendapat sorotan.

Lebaran Aman dari Gangguan Terorisme, Komisi III DPR Apresiasi BNPT

Video yang diunggah Puspen TNI dalam akunnya di Instagram menyebut bahwa Enzo adalah remaja yang berbakat. Putra almarhum Jean Paul Francois dan Siti Hajjah Tilaria itu menguasai lima bahasa: Indonesia, Arab, Inggris, Prancis, dan Italia.

Remaja 18 tahun itu juga mengantongi sejumlah penghargaan lari dan renang serta memiliki fisik kuat. Berdasarkan uji seleksi, dia dinyatakan lulus seleksi Akademi Militer 2019. Namun, tak lama setelah itu, muncul foto Enzo dengan membawa bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Cowok tampan berprestasi ini pun seketika menjadi kontroversi.

Pakar Dukung BNPT Tangkal Konten Radikalisme: Butuh Keterlibatan Banyak Pihak

Dirangkum VIVA.co.id, berikut ini sejumlah kontroversi yang saat ini menyelimuti Enzo:

1. Fotonya membawa bendera HTI

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Sebelumnya tersebar foto Enzo membawa bendera HTI dalam akun yang diduga miliknya. Namun setelah viral foto itu, akun tersebut hilang, begitu juga dengan akun milik ibunya.

Enzo Zenz Allie

2. Mahfud MD sebut TNI kecolongan

Sementara anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD sempat menyebut TNI kecolongan dalam proses seleksi penerimaan Enzo.

"TNI sudah kecolongan menurut saya. TNI itu kan lembaga yang dikenal ketat ya, dikenal ketat tahu rekam jejak, kakeknya (Enzo) siapa, kegiatannya apa. Ternyata ini lolos di Akmil. Sampai diberi penghargaan kehormatan khusus oleh panglima, diajak wawancara khusus," tutur Mahfud.

Mahfud MD

3. Sekolah membela

Pihak SMA Boarding School Al Bayan memastikan Enzo bukan pengikut HTI. Kepala Sekolah SMA Boarding School Al Bayan, Deden Ramdani mengatakan bahwa dia pernah dimintai keterangan oleh anggota Badan Intelijen Negara (BIN) terkait rekam jejak Enzo dan memastikan bahwa Enzo mendapat pendidikan agama yang baik dan ideologi sesuai Pancasila.

"Saya dikonfirmasi sama BIN. TNI kan juga sudah ketat masuk dan tesnya. Ideologinya juga, BIN menyatakan Enzo sudah jelas sangat Pancasilais," kata Deden.

Enzo Zenz Allie

4. BIN ikut pantau

BIN ikut memantau Enzo yang menjadi salah satu calon taruna Akmil 2019. BIN pun meminta TNI untuk melakukan verifikasi.

"Sebelumnya kita perlu verifikasi, tabbayun. mekanisme yang ada di tubuh tim seleksi di sana kan sudah ada standar operasional prosedur. Oleh karenanya ini akan ada suatu langkah-langkah yang mesti diambil oleh panitia seleksi, kemudian dari Akmil sendiri untuk melakukan verifikasi," kata Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto.

Enzo Zenz Allie

5. TNI lakukan pemeriksaan

Terkait polemik tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengaku bahwa TNI AD sedang melakukan pemeriksaan dengan parameter terukur terhadap Enzo yang diduga terpapar radikalisme. TNI AD akan melakukan pemeriksaan secara saintifik dan ilmiah untuk menggali fakta sebenarnya apakah Enzo terpapar paham radikal atau sebaliknya.

Namun pemeriksaan tidak hanya dilakukan kepada Enzo. TNI juga akan melakukan pemeriksaan kepada semua calon prajurit Akmil.

KSAD Jenderal Andika Perkasa

6. Komentar Menhan

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu masih menolak berspekulasi terkait proses pemeriksaan Enzo yang belum tuntas. Namun jika hasil pemeriksaan menemukan bahwa Enzo terpapar atau terlibat dengan HTI maka menurutnya, Enzo tak pantas menjadi prajurit TNI. Itu karena TNI setia pada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau dia (Enzo Zenz Allie) memang jiwanya begitu, ya, enggak pantas. Kenapa? TNI itu penjaga Pancasila. Bagaimana bisa menjaga Pancasila kalau orangnya enggak Pancasila," kata dia di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.  

Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya