Ibu Kota Siap Pindah, Sistem Transportasinya Apa Kabar?

Rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI melintas di Stasiun Fatmawati, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Pemerintah tengah melakukan persiapan untuk memindahkan Ibu kota negara Republik Indonesia. Salah satu yang mendapat perhatian adalah sistem transportasinya. 

KRL Commuter Line Anjlok di Antara Stasiun Kampung Bandan-Rajawali

Nah, di ibu kota baru nanti, pemerintah juga sudah merancang sistem transportasinya. Seperti Jakarta saat ini, masyarakat tidak perlu repot saat hendak berpindah dari satu titik menuju titik tujuannya. Sebab, sistem transportasi sudah dibuat saling terkait atau terintergrasi.

Dikutip dari VIVAnews, dokumen Konsep Desain Ibu Kota Baru Republik Indonesia yang dibuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menjelaskan, jika sistem transportasi terintegrasi dibangun secara bertahap. Integrasinya didesain berdasarkan jarak, populasi, level pelayanan dan biaya transportasi.

Hari Pertama Idul Fitri Sistem Kelistrikan Nasional Andal

Moda transportasi massalnya pun akan dibagi dalam dua kategori, yakni motorized dan non motorized. Untuk yang motorized, ada pesawat terbang komersil, kereta api, MRT/LRT, trem, bus ekspres, bus lokal, bus komuniti, dan kapal atau speedboat.

Sementara alat transportasi umum yang tidak memiliki penggerak mesin yang tersedia, yakni dokar, becak, dan perahu. Ada juga golongan transportasi pribadi berupa sepeda kayuh atau berjalan kaki untuk mencapai titik tujuan.

Lepas Keberangkatan Mudik Gratis Gunakan Kereta, Pj Gubernur Sumsel Sampaikan Pesan Ini ke Pemudik

Di ibu kota baru nanti, juga masih tersedia ojek sepeda motor yang beroperasi di level area blok, superblok, neighbourhood dan distrik. Dokar pun masih bisa beroperasi, namu areanya pada skala neighbourhood dan distrik.  Sementara moda transportasi kereta api terintegrasi dengan kawasan regional, yakni bandara, pelabuhan dan kota sekitar.

Rencananya, bus dan trem juga akan dikembangkan ketika kota inti pemerintahan itu memiliki jumlah penduduk kurang lebih 160 ribu jiwa. Sedangkan MRT/LRT dikembangkan ketika jumlah penduduk di sana sudah mencapai tiga juta jiwa.

Ilustrasi penumpang KRL

KAI Minta Maaf Atas Insiden KRL Anjlok Lintas Kampung Bandan-Rajawali

KAI Minta Maaf Atas Insiden KRL Anjlok Lintas Kampung Bandan-Rajawali

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024