Riwayat Cemerlang BJ Habibie

Mantan Presiden BJ Habibie mengajak rakyat urunan pengembangan R80
Sumber :
  • Kitabisa.com

VIVA – Kabar duka datang dari keluarga Presiden RI ke 3. Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia hari ini Rabu 11 September 2019 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. 

Mantan Mendagri Syarwan Hamid Meninggal Dunia

Banyak yang berduka dengan kepergian bapak teknologi bangsa ini. Kehidupan BJ Habibie pun sangat menginspirasi banyak masyarakat luas karena kecerdasannya. 

Kecerdasan Habibie sudah ditunjukkannya sejak dini. Ia memiliki ketertarikan khusus dengan fisika. Dalam hal pendidikan, pernah bersekolah di SMAK Dago, Bandung, dan meneruskan kuliah selama 6 bulan di Institut Teknologi Bandung dengan studi Teknik Mesin pada tahun 1954. 

Tak Ingin Berhenti, Bunga Citra Lestari Lakukan Hal Ini

Setahun kemudian, Ia melanjutkan studi teknik penerbangan selama 10 tahun di Rheinisch Westfälische Technische Hochschule (RWTH), Aachen, Jerman dengan dibiayai oleh ibunya. Habibie meraih 2 gelar sekaligus yaitu Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat summa cum laude.

Setelah lulus, B.J. Habibie bekerja di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, yaitu Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) pada 1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada  industri pesawat terbang komersial dan militer dari tahun 1969 hingga 1973.

Lapan Gunakan Sukuk untuk Pengembangan Pesawat R80 BJ Habibie

Atas kinerja dan kredibilitasnya, ia pun dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978). Dialah satu-satunya orang Asia yang menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.

Pada 26 April 1976, BJ Habibie mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjabat sebagai presiden direktur. Industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara ini kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985.

Selain itu, BJ Habibie juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL) sejak 1978, serta Penasihat Direktur Utama Pertamina pada 1974 hingga 1978. Ia juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pertama pada 7 Desember 1990.

Pada tahun 1978 tepatnya 29 Maret 1978, ia dipercaya menempati posisi Menteri Negara Riset dan Teknologi RI di era kepemimpinan Soeharto. Jabatan ini diemban BJ Habibie hingga 11 Maret 1998. Setelah itu, ia menjadi orang nomor dua di negeri ini sebagai Wakil Presiden RI hingga akhirnya, sesuai konstitusi, menggantikan posisi Soeharto yang mengundurkan diri beberapa pekan berselang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya