Sering Diabaikan, Puntung Rokok Ternyata Setara Limbah Pabrik

Ilustrasi/Puntung rokok
Sumber :
  • Shanghaiist

VIVA – Banyak orang yang masih belum menyadari kalau puntung rokok dapat membawa dampak buruk. Sering sekali kita melihat, orang yang merokok membuang puntungnya sembarangan. Pengelolaan limbah puntung rokok juga sering dilupakan dan tidak menjadi prioritas, karena dampaknya bersifat tidak langsung dan jangka panjang.

Upaya Mahasiswa Kurangi Sampah Plastik, Kompak Lakukan Ini

Padahal, jika tidak segera dikendalikan, dampak dari limbah puntung rokok dapat memengaruhi lingkungan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi bisnis. Pegiat Gerakan muda FCTC, Rama Tantra Solikin, menyatakan kesadaran tentang  pentingnya pengelolaan limbah rokok masih sangat minim di Indonesia.

"Tidak banyak orang  menyadari bahwa limbah puntung rokok tergolong limbah berbahaya dan beracun karena dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kelangsungan hidup manusia. Ini setara dengan limbah pabrik dan harus didaur ulang secara khusus,” ujar Rama, dalam Talkshow bertajuk Puntung Rokok Kecil Berdampak Besar di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Audit Sampah Sungai Watch Dinilai Tidak Merepresentasikan Kondisi di Indonesia 

Ia menjelaskan, bahan penyusun puntung rokok adalah sejenis kapas plastik bernama Selulosa Asetat, yang memerlukan waktu agar bisa terurai oleh lingkungan. Selulosa Asetat adalah modifikasi dari senyawa kimia bernama Selulosa.

"Puntung rokok yang terbuat dari Selulosa Asetat butuh waktu sekitar 1 sampai 5 tahun untuk terurai, bahkan bisa mencapai 10 tahun jika sudah terkena air laut," katanya.

P&G Indonesia Dukung HPSN 2024: Wujudkan Bebas Sampah Plastik dengan Inovasi dan Kolaborasi!

Rama Tantra menegaskan banyak sekali kerugian yang ditimbulkan dari rokok. Namun, masih banyak masyarakat yang menganggap rokok atau perilaku merokok adalah hal biasa.

“Karena itu kami dari Gerakan muda FCTC Indonesia & Lentera Anak, bersama 36 organisasi dan komunitas menginisiasi Kampanye #PilihBicara. Kampanye ini mengajak masyarakat, khususnya anak muda, agar bicara menyampaikan keprihatinan, kepedulian, pengalaman dan harapan tentang permasalahan rokok di Indonesia,” kata Rama yang juga menjadi penggagas Banggai Generation on Tobacco Control (BGTC).

Suara keprihatinan, kepedulian, pengalaman dan harapan tentang permasalahan rokok tersebut, dapat kamu kirimkan dalam bentuk video, tulisan, ataupun karya lainnya yang akan dikumpulkan dari seluruh Indonesia. Baik dalam bentuk online maupun offline, karya-karya kamu akan dikumpulkan dalam sebuah platform website pilihbicara.org. Kampanye #PilihBicara ini, sudah berlangsung sejak Juli dan akan berakhir  pada Desember 2019, mendatang.

"Dokumentasi dari keseluruhan video, tulisan, dan karya lainnya dari kampanye #PilihBicara ini, akan kami rangkum  dalam kegiatan Movie Screening Event pada Januari 2020, untuk disampaikan pada Kementerian terkait," pungkas Rama. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya