Logo timesindonesia

Memprihatinkan, Ruang Kelas di MI Misbahus Sudur Pamekasan Tak Layak

Sejumlah siswa MI Misbahus Sudur saat belajar di sekolah yang tidak layak huni di Dusun Aeng Nyonok, Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan. (Foto: Akhmad Syafi"i/TIMES Indonesia)
Sejumlah siswa MI Misbahus Sudur saat belajar di sekolah yang tidak layak huni di Dusun Aeng Nyonok, Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan. (Foto: Akhmad Syafi"i/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

RA dan MI dari pagi sampai sore, sedangkan TPA dijadwalkan malam hari karena keterbatasan kelas dan keterbatasan tenaga pendidik.

"Guru di sini totalnya ada 16, dan dari jumlah itu dibagi ngajarnya, di bagi enam kelas," katanya.

Ramo menceritakan, sejak ruang kelas itu berdiri sekitar tahun 1983, awalnya alas yang menjadi tempat duduk siswanya belajar tidak di semen. Meski saat ini sudah di semen, tak ada penambahan meja dan kursi.

"Alas yang menjadi tempat duduk mereka ini baru di semen 2017. Sedang kalau kondisi bangunannya ini tetap seperti ini. Cuma ada penambahan semen saja dibagian lantainya, supaya siswa kalau belajar tidak terkena debu," ucapnya.

Ramo mengutarakan, jika hujan lebat proses belajar mengajar dipastikan terganggu. Ini karena atap genting dan dinding gedek yang bocor, air hujan masuk seketika, lalu membanjiri seluruh ruang kelas.

"Kalau hujan ditaruh di Musalla. Saya pernah ngajar saat itu musim hujan, saat pelajaran berlangsung tiba-tiba hujan lebat turun, ya akhirnya airnya masuk ke dalam ruang kelas. Baju kami semua basah, lalu dengan sendirinya semua siswa keluar berhamburan berteduh di Musalla," ungkapnya sembari berkaca-kaca.

Ramo mengaku pernah berdiskusi dengan semua wali murid untuk membicarakan terkait sarana dan prasana sekolah agar lebih baik demi menunjang nyamannya dalam pembelajaran. Namun dari pihak sekolah memahami, jika rata-rata dari para wali murid yang sekolah di lembaga itu terbilang tidak mampu.