Menyisir RS Slipi-Pejompongan KPAI: Ada Anak Lebam dan Patah Tulang

Demo Pelajar Tolak RUU KUHP dan UU KPK
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Aksi demo yang dilakukan mahasiswa dan pelajar STM memicu ricuh. Sejak kemarin, pelajar STM mencoba meringsek masuk ke dalam gedung DPR di area Palmerah dan Slipi. 

Curhat Alumni UI Gagal Dapat Kerja Gara-gara Kalah Saing oleh Lulusan STM

Aksi tersebut juga melibatkan pihak aparat kepolisian dan akhirnya bentrok. Selain lempar-lemparan gas air mata, massa juga diketahui menggunakan batu juga benda-benda lainnya untuk melawan.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan bahwa sejak Rabu kemarin menerima pengaduan masyarakat terkait aksi demo pelajar STM. Ia mengatakan pihaknya juga telah mengambil tindakan. Salah satunya dengan mendata dan menemui para korban di rumah sakit.

Mau Demo di DPR, Lima Pelajar STM Diamankan

"Kami mengunjungi Rumah sakit sekitar Senayan dan Pejompongan, yaitu RS MH di Benhil dan RS Pelni," ujarnya lewat siaran pers Kamis 26 September 2019.

Di RS ia mengatakan bertemu dengan para orangtua anak-anak korban karena dikontak pihak RS atau relawan. Namun ada juga orangtua yang inisiatif mencari anak-anaknya di RS. Mereka sangat kebingungan mencari anak-anaknya karena belum pulang ke rumah, sementara handphone-nya tidak aktif.

Hilangnya Hak Anak demi Mendapatkan Sepeser Uang

"Ada orangtua yang mengatakan menerima whatsapp, wali kelas dan baru menyadari anaknya tidak berada di rumah mungkin ikut aksi. Anak-anak itu ternyata merahasiakan rencana aksi mereka kepada para orangtuanya," ujarnya.

KPAI menyebutkan bahwa di RS AL MH, ada anak-anak mendapatkan perawatan dengan luka ringan dan sedang.  "Ada 14 anak korban yang diwawancarai, katanya korban yang dilarikan ke RS tidak hanya anak SMK tetapi juga siswa SMA dan SMP. Bahkan korban patah tulang yang akan menjalani operasi pagi ini, (Kamis 26 September 2019) adalah siswa SMPN di Jakarta Selatan."

Kebanyakan anak-anak yang mengalami luka akibat terjatuh saat di siram gas air mata, pingsan karena kelelahan, dehidrasi juga ada korban-korban luka karena diduga akibat pukulan aparat. 

"Bahkan ada satu anak dengan luka lebam di sekujur tubuh dan mata kanan bengkak karena katanya dipukuli sekitar 10 aparat saat ia terpisah dari rombongan. Saat itu kawan-kawannya kocar kacir karena massa aksi dilempari gas air mata."

KPAI juga bertemu dengan para relawan hingga tadi pagi mereka mendapatkan informasi masih ada ratusan anak terjebak di kolong jembatan tol Slipi dan Tomang, juga banyak korban tergelatak di depan kantor BNI Pejompongan. 

"KPAI belum bisa menembus lokasi, namun berhasil mengontak 119 untuk Pemprov DKI Jakarta menambah ambulance untuk terus membawa korban anak-anak ke RS."

"Setiap 15 menit masuk ambulan. Saat pertama tiba di RS jumlah korban 14, namun dalam 2 jam korban menjadi 26 anak yang dibawa ke RS. Beberapa harus rawat inap karena luka cukup  berat."
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya