Kaum Muda Diminta Lebih Peduli Pada Perubahan Iklim

Pekan diplomasi iklim
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya resmi menutup rangkaian kegiatan Pekan Diplomasi Iklim di Indonesia. Dalam acara penutupan tersebut, kaum muda Indonesia yang berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menjadi pelopor ataupun panutan dalam upaya mengatasi keadaan darurat iklim. Mereka menyerukan pula agar kaum muda lainnya mengikuti jejak ambisi mereka.

PYCH Binaan BIN Buat Kegiatan Rutin di Papua: Pengembangan Wisata hingga Usaha

“Gerakan kaum muda secara global dalam aksi iklim merupakan bukti meningkatnya kesadaran di masyarakat bahwa perubahan iklim adalah kenyataan yang sudah semakin mendesak saat ini,” kata Kuasa Usaha Ad Interim Delegasi Uni Eropa, Charles-Michel Geurts, dalam keterangannya.

“Selama Pekan Diplomasi Iklim, kami menyaksikan bahwa sudah banyak upaya dan program inovatif yang fokus pada iklim. Lebih menggembirakan lagi adalah mengetahui bahwa anak muda Indonesia berada di belakang gerakan dan komitmen ini,” ujar Charles-Michel Geurts.

5 Negara yang Diramalkan Hilang dari Peta, Ada Tetangga Indonesia

Pekan Diplomasi Iklim 2019 – yang berlangsung dari 23 September hingga 6 Oktober – bertema  "Kaum Muda dan Aksi Iklim" karena semakin banyak orang muda memimpin aksi iklim, membuat suara mereka didengar, dan menuntut pemerintah, perusahaan dan kita semua untuk mengambil tindakan.

Dalam Pekan Diplomasi Iklim tahun ini, Uni Eropa mempersembahkan 15 kegiatan dan bermitra dengan tujuh kedutaan besar Negara Anggota Uni Eropa, satu kementerian, 19 mitra institusi, organisasi dan komunitas, serta 12 pemimpin opini atau selebriti Indonesia.

Motor Bekas Merek Ini Jadi Primadona Anak Muda Ngabers, Harga Mulai Rp17 Jutaan

Kegiatan-kegiatan tersebut mengangkat beragam persoalan perubahan iklim: seputar pelestarian hutan dan lautan, energi terbarukan, pertanian yang berkelanjutan, produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab, serta perencanaan tata kota yang berwawasan hijau.

Acara digelar dalam berbagai format, mulai dari lokakarya, forum diskusi, kompetisi dan permainan, demo masak, siaran podcast, pembuatan ilustrasi dan komik kartun, program pembersihan lingkungan, hingga pertunjukan musik dan pemutaran film.

“Uni Eropa mendukung kaum muda karena kami juga prihatin tentang perubahan iklim. Kami menghargai pula upaya mereka meningkatan perhatian dan kesadaran terhadap masalah yang mengkhawatirkan dan mendesak ini. Uni Eropa berharap dapat melihat lebih banyak program komunitas kaum muda berjalan secara berkelanjutan di Indonesia,” tutur Geurts.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya