Densus Gencar Buru Teroris, Ada Kaitan Jelang Pelantikan Presiden?

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Sebanyak 40 terduga teroris berhasil ditangkap oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror usai terjadi penusukan terhadap Menteri Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto pada 10 Oktober 2019 lalu. Dia ditusuk oleh Syahrial Alamsyah atau Abu Rara yang diduga merupakan kelompok JAD Bekasi.

Kubu 03 Bantah Pemilu Ulang Hambat Pelantikan Presiden Terpilih: Alasan Mengada-ada

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo bilang hingga Rabu, 16 Oktober 2019 telah ditangkap sebanyak 36 terduga teroris. Sementara pada Kamis, 17 Oktober 2019, berhasil ditangkap empat orang terduga teroris, sehingga totalnya menjadi 40 orang.

Keempat terduga teroris itu, yakni OA, W, A dan A alias Aulia. OA, W, dan A merupakan anggota jaringan JAD Cirebon. Dia menjelaskan bahwa OA ditangkap di Bandung. Tersangka OA sudah merakit bom dan menyiapkan aksi teror dengan sasarannya markas polisi, tempat ibadah, dan anggota Plri yang bertugas.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

"Kemudian ada W dan A. Perannya sama, merencanakan aksi teror," kata dia di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kamis, 17 Oktober 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Sementara tersangka Aulia alias Gondrong ditangkap di Tambun dan masuk jaringan JAD Bekasi. Peran Aulia, terlibat dalam kelompok Abu Zee, yang menyiapkan serangan bom dengan target markas dan anggota polisi. Dari penangkapan itu, polisi berhasil mengamankan barang bukti, berupa bahan peledak, switching bom, alat komunikasi, baut, paku, buku, dan kartu identitas.  

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

Dedi menjelaskan bahwa tim Densus berupaya melakukan pencegahan dan penangkapan terhadap terduga teroris. Dia membantah operasi gencar yang dilakukan Densus 88 Antiteror menangkap teroris di sejumlah wilayah terkait dengan akan dihelatnya pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu, 20 Oktober 2019.  

"Upaya yang dilakukan Densus di beberapa wilayah, khususnya di luar Jakarta tidak ada kaitan dengan upaya proses pelantikan presiden dan wapres," ujar Dedi.

Dia menegaskan bahwa upaya itu murni sesuai fakta hukum, sesuai hasil pemeriksaan tersangka yang ditangkap karena ada indikasi pelaku akan melakukan aksi terorisme di beberapa wilayah di Tanah Air.

Seperti diketahui, Wiranto ditusuk oleh Abu Rara menggunakan pisau belati saat menghadiri peresmian gedung baru Mathla'ul Anwar di Menes, Pandenglang, Banten. Akibat penusukan itu, Wiranto mengalami luka tusuk di perut dan dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Dalam peristiwa tersebut, Abu Rara dibantu oleh istrinya Fitri. Akibat kejadian itu, empat orang mengalami luka-luka. Selain Wiranto, Danrem 064/Maulana Yusuf (MY) Serda Yogi Wahono dan mantan sekretaris pribadi Wiranto yang juga ulama Mathla'ul Anwar (MA) Fuad Syauqi serta Kompol Dariyanto juga terluka.

Sementara kondisi Wiranto  saat ini, menurut menantunya, Abdi Setiawan Effendi, sudah berangsur membaik. Bahkan, Wiranto sudah mulai makan dan sudah bisa berkomunikasi. Namun, Abdi belum tahu kapan Wiranto bisa pulang ke rumah.

"Makanan juga sudah mulai masuk secara bertahap, komunikasi juga baik," ucap dia.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya