Sempat Darurat Stunting, Probolinggo Punya Cara Jitu Atasinya

Kaki bayi.
Sumber :
  • Pixabay/Aldertree

VIVA – Angka penderita stunting di Indonesia masih mengkhawatirkan, beberapa daerah di Indonesia diketahui memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Salah satunya Probolinggi Jawa Timur.

Mengapa Anak Perlu Suplemen Nutrisi? Ini Alasannya

Pada tahun 2013, Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu dari 100 kabupaten/kota dengan tingkat stunting tertinggi secara Nasional. Riskesdas bahkan mencatat stunting di Proolinggo waktu itu mencapai 49,4 persen.

Bupati Probolinggo Tantriana Sari mengakui bahwa stunting masih menjadi hal awam bagi masyarakat.

Gandeng USAID, Freeport Indonesia Siapkan US$3,53 Juta 'Perangi' Stunting di Papua

"Dulu bingung saat angka stunting kami tinggi. Jangankan cara mengatasinya, stunting saja saya tidak tahu apa itu. Mulai dari mana mengatasinya, saya bukan orang medis," ujarnya kepada VIVA Jumat 1 November 2019.

Dana Program Stunting di Banjarmasin Diduga Berasal dari Pungli 27 Puskesmas

Namun setelah belajar dan mencari informasi soal stunting, dan mencari solusinya, lalu pada 2018 Kabupaten Probolinggo akhirnya bisa menekan stunting jadi 39,8 persen (turun hampir 10 persen). Angka ini menurut Tantri lebih besar dari penurunan stunting di Jawa Timur dari 35 persen menjadi 32 persen.

"Kita lalukukan sesuatu bersama-sama, mulai plan A, plan B hingga akhirnya sekarang angka stunting  bisa kita tekan," ujarnya.

Berbagai program ia coba, namun ia mengatakan yang paling berdampak adalah program dari GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition) yang  bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

Dengan Metode edukasi "Emotional-Demonstrations" atau disingkat Emo - Demo. Metode GAIN ini membawa dampak besar dalam upaya menciptakan perubahan perilaku gizi masyarakat terutama dalam Pemberian Makanan Bayi dan Anak di sejumlah negara termasuk di Indonesia. 

GAIN adalah organisasi nirlaba yang berpusat di Swiss yang didukung Kerajaan Belanda. "Program dari GAIN ini sangat bagus, karena bisa mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Ini juga kerja keras semua jajaran terkait," ucap bupati kelahiran Ponorogo ini.

Lebih lanjut, Tantri mengatakan bahwa dari beberapa kasus yang ditemukan di Kabupaten Probolinggo, stunting bukan hanya ternjadi pada masyarakat miskin namun juga pada ekonomi menengah yang sebenarnya mampu memenuhi gizi bayi dan anak.

"Gaya hidup dan pola pikir berpengaruh. Ada yang sebenarnya mampu secara ekonomi, tapi kebiasan orang tua kasih makanan anak nasi dengan cilok karena rewel, padahal tidak ada gizinya. Padahal cilok juga pakai uang belinya," ujar Bupati Tantri yang juga menjadi Duta Air Susu Ibu (ASI).

Karena membawa dampak positif, maka ia akan mengadopsi metode GAIN ini jadi rencana tahunan dan akan diterapkan di wilayah yang belum tercover dengan dana PAK 2019 dan ABPD 2020. "Kita sudah masukan dalam PAK tahun ini, untuk daerah yang belum tercover. Kalau GAIN fokus 1000 Hari Pertama Kehidupan kita tambahkan hari sebelum kehidupan, karena saat hamil juga penting menjaga gizi ibu," ucapnya.

Ke depan, Bupati Tantri berharap angka stunting lebih bisa turun lagi meski harus dilakukan bertahap dengan melibatkan banyak instansi. Salah yang terus dilakukan adalah "Rembuk Bareng Mengantasi Stunting" untuk menyamakan visi.

"Dampak penanganan stunting bisa dilihat jangka panjang, tidak bisa langsung. Tahun depan kita bicara angka, sekarang kita fokus mematangkan tenaga lapangan dulu," harapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya