Aktivitas Gunung Merapi Meningkat Lagi, Ini Penjelasannya

Warga mencari rumput di lereng Gunung Merapi di Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Senin, 18 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

VIVA – Pasca letusan pada 14 Oktober 2019 lalu, aktivitas gunung merapi mengalami peningkatan. Letusan kembali terjadi pada Sabtu 9 November 2019 pukul 06.21 WIB. Letusan itu letusan terekam di seismogram dengan amplitudo 65 mm dan durasi 160 detik.

PVMBG Rekam Erupsi 102 Detik Gunung Semeru, Sumber Magma di Kedalaman 6 Kilometer

Dalam siaran persnya, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan bahwa  awan panas meluncur dengan jarak sekitar 2 km ke arah K. Gendol. Kolom asap letusan setinggi ±1500 m dari puncak.

Untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik terhadap penerbangan maka VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) juga telah diterbitkan dengan kode warna Orange. Selain itu hujan abu dilaporkan terjadi di sekitar Gunung. Merapi dengan arah dominan ke sektor Barat sejauh 15 km dari puncak.

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

Wilayah yang terdampak hujan abu tipis antara lain di Wonolelo, Sawangan, Kabupaten Magelang dan Tlogolele, Selo, Kabupaten Boyolali.  Hanik mengatakan, ancaman bahaya dari kejadian letusan semacam ini berupa Awan Panas Letusan (APL)  yang bersumber dari material kubah lava dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan <3 km berdasarkan volume kubah yang sebesar 416.000 m3 berdasarkan data drone 30 Oktober 2019.

"Masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak G. Merapi. Untuk informasi resmi aktivitas G. Merapi, masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan G. Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192," kata dia.

Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Pesan Mbah Maridjan Langsung Viral

Sebelumnya, pasca letusan 14 Oktober 2019, data pemantauan mengalami peningkatan pada 25 Oktober 2019 berupa kenaikan jumlah gempa vulkano-tektonik dalam (VTA) mencapai 12 kali. Peningkatan tersebut diikuti dengan kenaikan gempa gempa dangkal pada tanggal 26-28 Oktober.

Pada tanggal 28 Oktober jumlah gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB) mencapai 5 kali dan multi-phase (MP) mencapai 27 kali. Setelah itu kegempaan menurun kembali dengan jumlah rata-rata gempa VTA dan VTB 1 kali/hari dan MP sekitar 5 kali/hari.

Berdasarkan foto drone tanggal 30 Oktober 2019 di pusat kubah lava teramati material baru berupa sumbat lava yang terangkat yang diduga terkait dengan peningkatan aktivitas pada 25-28 Oktober 2019. Aktivitas kegempaan kembali meningkat pada tanggal 8 November 2019 dimana tercatat gempa VTA 3 kali, VTB 9 kali, dan MP 44 kali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya