- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Hari ini, Minggu, 10 November 2019 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Untuk memaknai Hari Pahlawan, ada beragam cara yang bisa dilakukan.
Bagi Presiden Joko Widodo alias Jokowi bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, untuk memaknai Hari Pahlawan, adalah dengan cara melanjutkan perjuangan pahlawan dalam mengisi kemerdekaan.
"Terutama perjuangan dalam memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kesenjangan, dan yang lainnya," kata Jokowi usai memimpin upacara ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Minggu, 10 November 2019, seperti dikutip VIVAnews.
Sementara pada Jumat lalu, 8 November 2019, Jokowi telah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang dianggap berjasa dalam mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Keenam tokoh tersebut berasal dari beragam latar belakang, mulai dari anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), akademisi hingga jurnalis.
Keenam tokoh tersebut, yakni tiga anggota BPUPKI, yakni KH Abdul Kahar Mudzakir (tokoh dari DI Yogyakarta), A. A Maramis (tokoh dari Sulawesi Utara), dan KH Masjkur (tokoh dari Jawa Timur). Selain itu, mantan rektor UGM dan UII M Sardjito (tokoh dari DI Yogyakarta), Sulatan Himayatuddin Muhammad Saidi (tokoh dari Sulawesi Tenggara), dan jurnalis wanita Rohana Kudus (tokoh dari Sumatera Barat).
Penetapan mereka sebagai Pahlawan Nasional 2019 tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 12/TK Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Keputusan presiden itu telah ditetapkan di Jakarta pada 7 November 2019.
Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Singgung Etika Presiden Jokowi
Bagi Megawati, tanggungjawab Presiden sebagai penguasa terhadap etika sangat penting. Sebab, presiden memegang kekuasaan atas negara dan pemerintahan yang sangat besar.
