MUI: Pernyataan Sukmawati Perlihatkan Ketidakpahaman Agama

Sukmawati Soekarnoputri
Sumber :
  • VIVA/Ikhwan Yanuar

VIVA – Pernyataan kontroversi Sukmawati Soekarnoputri terkait Soekarno dan Nabi Muhammad masih jadi perbincangan hangat. Kritikan terus disampaikan oleh berbagai pihak.

Wasekjen PA 212: Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang Sudah Melebihi Ahok

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengatakan, pernyataan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno memperlihatkan ketidakpahamannya terhadap agama. Bahkan Soekarno sendiri pun mengakui Nabi Muhammad begitu mulia.

"Apa yang diungkapkan oleh saudari Sukmawati ini, sesungguhnya memperlihatkan ketidakpahamannya terhadap agama. Soekarno sendiri pernah mengakui bahwa tidak ada yang lebih mulia daripada Nabi Muhammad SAW," kata Wasekjen MUI saat berbincang di Kabar Petang tvOne, Selasa, 19 November 2019.

Wapres Ma’ruf Amin Bukan Sekadar ‘Ban Serep’ Presiden Jokowi

Amirsyah yakin, Soekarno memahami agama dengan baik. Karena itu, Sukmawati diminta belajar soal agama yang dipahami mendiang ayahnya.

"Saya mengetahui Ir Soekarno orang yang memahami agama dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya keluarga beliau, seperti Sukmawati harus belajar dengan baik soal agama yang dipahami oleh ayahnya," ucap Amirsyah.

Dia menambahkan, supaya kejadian ini menjadi pelajaran bagi Sukmawati. Dengan demikian, Indonesia bisa menjadi lebih maju dengan dukungan sumber daya manusianya yang berkualitas.

"Ini harus menjadi pembelajaran bagi Sukmawati agar tidak mengulang pernyataan yang membuat gaduh. Banyak soal yang perlu diperbincangkan di negeri ini. Kita kan sudah sepakat bagaimana Indonesia bisa maju ya, salah satunya lewat sumber daya manusia yang unggul. Indikatornya kita harus banyak memperbincangkan peningkatan SDM Indonesia," kata dia.

Sementara itu, kejadian ini bukan kali pertama Sukmawati dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Pada tahun lalu, dia juga dilaporkan karena puisinya berjudul Ibu Indonesia pada 2018 lalu, yang dianggap menghina Islam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya