Lion Air Tinggalkan 20 Penumpang, Minta Damai ke Guru Besar USU

Lion Air
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Maskapai Lion Air berupaya untuk berdamai dengan Guru Besar Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Tan Kamelo dan Profesor Sunarmi, yang telah melaporkan Lion Air ke polisi karena tindakan penipuan.

Lion Air Buka Suara soal 2 Pegawainya Ditangkap Kasus Penyelundupan Narkoba

Keduanya melaporkan Lion Air karena keberangkatan pesawat tidak sesuai dengan jadwal. Sehingga mereka dan sejumlah penumpang lain ditinggal pesawat yang terbang dengan rute Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, menuju Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Disampaikan Area Manager Lion Air Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Juli Aspita, pihaknya sudah menginformasikan sebelumnya, bahwa keberangkatan pesawat yang ditumpangi guru besar USU itu akan dipercepat.

2 Pegawai Lion Air Ditangkap Terlibat Penyelundupan Narkoba, Begini Modusnya

Informasi itu, kata dia dikirim melalui pesan broadcast ke nomor telepon yang tertera di sistem reservasi.

“Sudah kami informasikan ke nomor telepon yang di daftarkan pada saat reservasi ticket. Kita kirim via broadcast dan terkirim, dan data terkirim terecord,” kata Juli Aspita saat dikonfirmasi, Kamis, 28 November 2019.

Top Trending: Pertamina Bebastugaskan Karyawan Viral hingga Sosok Pimpinan Jemaah Aolia

Pesawat diberangkatkan lebih cepat karena alasan operasional. Meski begitu, Lion Air akan melakukan mediasi dengan dua guru besar USU itu. “Kami masih berupaya untuk bermediasi,” ujarnya.

Baca juga:

Sebelumnya, Profesor Tan Kamelo dan rekannya Profesor Sunarmi melaporkan maskapai Lion Air ke Polresta Banda Aceh karena unsur pidana penipuan. Penyebabnya, mereka ditinggal pesawat yang berangkat tidak sesuai jadwal.

Tan Kamelo menjelaskan, awalnya mereka ingin berangkat menuju Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, dari Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, dengan jadwal keberangkatan pukul 13.30 WIB dengan boarding pukul 13.00 WIB.

Saat itu, mereka tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda tepat pukul 12.50 WIB. Proses boarding dilakukan Sunarmi di bandara. Namun proses boarding itu ditolak, dengan alasan pesawat yang ingin mereka tumpangi sudah berangkat pukul 12.00 WIB.

"Kami masuk ke loket. Di dalam kami mendapat penjelasan pesawat sudah berangkat pukul 12.00 WIB, padahal jadwal keberangkatan di tiket pukul 13.30 WIB. Yang ditinggal bukan hanya kami, tapi ada 20 penumpang lainnya ikut ditinggalkan pesawat," kata Tan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya