Dari Wiranto Hingga Bos Mayapada, Ini Profil Wantimpres Jokowi

Bos Mayapada Dato Sri Tahir.
Sumber :
  • M Yudha Prastya.

VIVA – Presiden Joko Widodo  mengangkat sejumlah tokoh senior menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Hanya satu nama saja yang merupakan orang lama yaitu Sidarto Danusubroto.

Komposisi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran Tunggu Penetapan Resmi KPU

Selain itu, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto juga masuk dalam daftar Wantimpres.

"Sejumlah nama sudah masuk untuk dilantik. Pak Wiranto, Agung Laksono (Politisi senior Partai Golkar) dan Tahir (bos Mayapada)," kata Sidarto seperti dilansir VIVAnews Jumat, 13 Desember 2019.

Ogah Bawel soal Jatah Menteri PAN, Zulhas Pasrah ke Prabowo

Sidarto menambahkan nama lain yang masuk sebagai Wantimpres yakni Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Ulama dari Pekalongan), Putri Kuswisnuwardhani (President Director and CEO of PT Mustika Ratu) serta Arifin Panigoro (pengusaha minyak dan bos Medco).

Berikut ini profil Wantimpres yang dirangkum VIVA, Jumat 13 Desember 2019.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

1. Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto

Lahir di Pandeglang, Banten, 11 Juni 1936 (83 tahun). Ia merupakan tokoh politisi Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.

Selain itu, ia adalah Ketua MPR RI yang mulai menjabat sejak 8 Juli 2013 hingga 1 Oktober 2014. Sidarto menjabat sebagai Ketua MPR RI menggantikan Taufiq Kiemas yang wafat pada 8 Juni 2013 hingga 1 Oktober 2014.

2. Jenderal TNI (Purn) Wiranto

Kelahiran Kota Yogyakarta, DIY, 4 April 1947 (72 tahun). Ia adalah tokoh politisi Indonesia dan tokoh militer Indonesia.

Wiranto merupakan mantan Menteri Menko Polhukam menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan pada era pertama Presiden Jokowi, dan dua kali menjadi menteri pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ia juga pernah menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2010, dia kembali terpilih untuk masa jabatan kedua (2010-2015).

Menkopolhukam Wiranto.

Pada Pemilu 2009, Wiranto pernah maju sebagai calon Wakil Presiden bersama Jusuf Kalla (JK) yang menjadi calon Presiden RI. Pasangan calon presiden dan wakil presiden ini diusung oleh Partai Golkar dan Partai Hanura disingkat menjadi JK-WIN.

Pada tahun 2014, Wiranto sempat mencalonkan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan konglomerat media dan bos dari MNC Group, Hary Tanoesoedibjo. Namun, rencana tersebut akhirnya urung dilakukan mengingat minimnya perolehan suara Partai Hanura dalam pemilihan legislatif 2014.

3. Dato’ Sri Tahir (terlahir Ang Tjoen Ming)

Lahir di Surabaya, 26 Maret 1952 (67 tahun). Ia adalah seorang pengusaha di Indonesia, investor, filantropis sekaligus pendiri Mayapada Group, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia.

Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak/duty free shopping (DFS).

Ia menjadi dikenal karena mampu menjadi orang terkaya keduabelas di Indonesia dan seorang filantropis yang mampu menyumbangkan US$75 Juta untuk kesehatan.

Tahir menerima gelar Dato' Sri dari Sultan Pahang, Malaysia pada Mei 2010 atas kontribusinya dalam masyarakat dan menyelesaikan konflik antar perusahaan. Tahir juga menerima gelar profesor dari Lingnan College, Sun Yat-Sen University untuk periode Oktober 2011 hingga September 2014.

Pada tahun 2011, Tahir mendapatkan penghargaan Chancellor's Citation dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat atas kepemimpinan yang luar biasa dalam bisnis dan pengabdiannya dalam kegiatan filantropi dan pelayanan kepada masyarakat. Tahir juga tercatat sebagai orang Asia pertama yang menjadi anggota Wali Amanat University of California (UC) Berkeley, AS.

Tahir diberikan penghargaan Entrepreneur of the Year 2011 dari Ernst & Young dan penghargaan di bidang pendidikan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew (2011). Tahir kembali memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2016 dan ditetapkan menjadi anggota Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada pada tahun 2017

4. Arifin Panigoro

Kelahiran Bandung, Jawa Barat, 14 Maret 1945 (74 tahun). Ia adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki 'Raja Minyak Indonesia'.

Arifin dikenal sebagai pendiri dan pemilik MedcoEnergi, yaitu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.

Sebelumnya, ia pernah bergabung dengan PDI Perjuangan. Tapi, sekarang ia bergabung dan mendirikan partai baru yaitu Partai Demokrasi Pembaruan.

Pertualangan politik Arifin menjadi kontroversi ketika dituduh berupaya menggagalkan Sidang Umum MPR 1998 pelantikan Presiden Soeharto untuk ketujuh kalinya, karena ia melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik di Hotel Radisson, Yogyakarta pada 1998.

Di era Presiden Presiden Republik Indonesia Ketiga (1998-1999) yaitu BJ Habibie, Arifin juga pernah dijerat dengan tuduhan pidana korupsi penyalahgunaan commercial paper senilai lebih dari Rp1,8 triliun. Pada waktu itu, sejumlah kalangan percaya dijeratnya Arifin karena kedekatannya dengan gerakan mahasiswa.

5. Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya

Lahir di Kota Pekalongan, 10 November 1947 (72 tahun). Ia adalah pendakwah (syekh) kelahiran Kota Pekalongan berkebangsaan Indonesia. 

Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi ketua MUI Jawa Tengah. Kemudian, Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah dan Ketua Forum Sufi Internasional.

Habib Luthfi Bin Yahya pernah mondok di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, pada saat itu di asuh oleh KH.Abdullah Hadziq bin Hasbullah.

Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya, ia belajar di Madrasah Salafiah. Pada 1959 M, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal.

Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan di negara-negara lainnya. Ia menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.

Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.

6. Putri Kuswisnuwardhani

Kelahiran Jakarta, 20 September 1959 (60 tahun). Ia adalah seorang pengusaha Indonesia. Sejak 2011, ia menerima tongkat kepemimpinan dari ibunya Mooryati Soedibyo, pendiri sekaligus perintis PT Mustika Ratu, perusahaan kosmetika ternama.

Selaku bos salah satu perusahaan dalam negeri yang cukup berpengaruh, ia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam membantu melindungi pasar domestik dari serbuan kosmetik impor yang tidak aman.

7. Agung Laksono

Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 23 Maret 1949 (70 tahun). Ia adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI masa jabatan 2009-2014.

Dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar pada tahun 2004 dan 2009, ia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar. Pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar pada tahun 2014 di Jakarta, ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan Aburizal Bakrie.

Periode 1983-1986, ia menjabat Ketua Umum BPP HIPMI dan Ketua Umum DPP AMPI (1984-1989). Periode 1990-1995, ia menjabat Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro dan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 (sejak tahun 2000).

Agung Laksono

Periode 1993-1998, ia menjabat Direktur Utama PT Cakrawala Andalas Televisi/ANTV dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan VII (1998) dalam pemerintahan Presiden Suharto.

Jabatan di Kementerian Olahraga berlanjut pada periode 1998-1999 meski nama kabinet diubah menjadi Kabinet Reformasi Pembangunan. Periode 1999-2004, ia tampil sebagai anggota DPR-RI. Ia kemudian menggantikan jabatan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Pada 7 Desember 2012, ia ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Andi Mallarangeng. 11 Januari 2013, Presiden SBY menunjuk Roy Suryo sebagai Menpora baru.

Pada 28 Mei 2014, ia juga ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Menteri Agama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Suryadharma Ali (SDA). Sebab, SDA resmi mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan korupsi dana haji.

Tugasnya sebagai Plt. Menteri Agama digantikan oleh Lukman Hakim Saifuddin yang resmi dilantik oleh Presiden pada 9 Juni 2014.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya