Kisah Risma Saat Bertemu dengan Bonek di Turki

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma
Sumber :
  • Humas.surabaya.go.id

VIVA – Bonek adalah sebutan untuk supporter dari kesebelasan Persebaya Surabaya. Anggotanya dikenal memiliki kecintaan untuk tim idolanya, sehingga kerap melakukan aksi nekat demi memberi dukungan.

Liga 1 Ditunda karena Piala Asia U-23, Bos Persebaya: Bang Erick Thohir Sedang Semangat

Keberadaan Bonek ternyata bukan hanya di Indonesia, tetapi di luar negeri. Salah satunya ditemui Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, saat menjadi pembicara dalam forum Inspiration Day yang digelar KBRI Ankara, di Turki.

Acara tersebut, dihadiri ratusan WNI dari berbagai kota di Turki, dalam rangka memperingati Hari Ibu. Risma sedikit terkejut, ketika mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa yang merupakan Bonekmania.

Hasil Liga 1: Borneo FC Dipastikan Lolos Championship Series, Persikabo Masih di Dasar Klasemen

"Gak habis pikir saya, sudah sampai Ankara saja saya masih bertemu dengan Bonek," ujarnya, Sabtu 14 Desember 2019.

Baca juga: Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Dibuka untuk Umum Besok, Gratis Lho

Wahyudi Hamisi Penendang Kepala Bintang Persebaya, Selalu Gagal Masuk Timnas Indonesia

Risma mendapat pertanyaan, terkait langkah Pemerintah Kota Surabaya menjaga hubungan dengan Bonek. Dia mengatakan, terus memantau dan ikut menertibkan pergerakan suporter kesebelasan Persebaya Surabaya.

Bahkan, kata Risma, dirinya pernah didatangi sekelompok Bonek asal Sidoarjo. Saat itu, dirinya diminta menyampaikan pesan kepada Bupati Sidoarjo, agar jangan ada lagi aksi lempar botol kepada suporter Deltras.

Suporter Persebaya Surabaya, Bonek

Risma sangat bersyukur, saat ini Bonek bisa diajak kerjasama dengan Pemkot Surabaya. Contohnya, ketika ada kerja bakti bersama, atau saat ada imbauan untuk tidak datang menonton pertandingan bola, agar tak terjadi kerusuhan.

"Mereka sekarang ya nurut, tapi nanti kalau ada yang bandel saya tanya sama yang besar-besar itu, ‘Lho kok tetap ada yang datang? Mereka bilang, ‘Itu bukan Bonek dari Surabaya, bu’. Duh repot," kata dia.

Menurut dia, perubahan sikap para suporter Bonek itu tidak lepas dari gaya berinteraksi dengan warga Kota Surabaya. Sebab, sebagai pejabat publik tentu harus melayani warganya.

"Saya selama bekerja selalu menekankan hal ini kepada staf saya. Bantu, tolong orang yang membutuhkan. Kita ini siapa? Kita ini pelayan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya